Bagikan:

JAKARTA - Samsara, karya terbaru dari sutradara Garin Nugroho, akhirnya dipentaskan untuk pertama kalinya di hadapan penonton Tanah Air melalui program Indonesia Bertutur 2024 di Peninsula Island, Nusa Dua, Bali.

Cine-Concert Samsara menyajikan pengalaman sinematik yang berani dan mengesankan, serta dengan apik menyatukan bentuk seni, nuansa, dan tradisi Indonesia masa lalu dan kontemporer.

Sebuah bentuk pertunjukan dari sutradara Garin Nugroho yang visioner dan kerja luar biasa dari tim kreatif yang hebat.

Sutradara Garin Nugroho mengungkapkan makna dari proses penciptaan Samsara. "Samsara terinspirasi dari kecintaan saya pada film klasik Jerman era 1920-an, Nesferatu (1922) dan Metropolis (1927), yang membawa saya kembali menggali tradisi lokal. Membuat karya ini bagi saya seperti memimpin dan menjalankan upacara tradisi yang hidup di berbagai wilayah Indonesia," jelas Garin Nugroho dikutip VOI dari siaran media, Minggu, 18 Agustus.

Oleh karena itu, Garin menambahkan kalau dalam proses pembuatan film bisu ini, para pemain dituntut untuk merasakan situsiasi sosial budaya.

"Oleh karena itu, mencipta Samsara adalah berupacara dengan berbagai profesi, seperti juru rias, juru masak, juru panggung, penari, pemusik, ketua upacara, dan lain-lain," ceritanya.

"Setiap upacara merepresentasikan kondisi sosial ekonomi dan lingkungan masyarakat, sehingga dalam proses kreatif Samsara, setiap pemain harus mampu membawa dalam dirinya situasi sosial budaya dalam penciptaan samsara,” tutur Garin Nugroho.