JAKARTA - Orkestrasi gamelan dengan liukan suara dari para penembang lagu yang mengiringi film bisu hitam-putih Samsara menjadi bentuk magis yang terasa dalam ruang Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada Jumat, 13 Desember saat dimulainya pertunjukan bertajuk Samsara Cine-Concert.
Komposer musik dan etnomusikologi Wayan Sudirana, Kasimyn dan Ikhsan Syahrul Alim dari grup musik Gabber Modus Operandi digamit sutradara Garin Nugroho sebagai penata musik di dalam film maupun gelaran cine-concert yang berlangsung dari tanggal 13-15 Desember 2024.
Wayan Sudirana sendiri merupakan seorang komposer musik lulusan University of British Columbia, Kanada, dan telah banyak mempelajari musik kuno Bali, dan berbagai tradisi musik dunia, dari Korea, Ghana, dan India, serta musik klasik barat.
Sementara Kasimyn dan Ikhsan Syahrul Alim dari Gabber Modus Operandi sendiri menyajikan ramuan musik elektronik digital hasil persilangan beberapa genre musik. Mereka pernah berkolaborasi dengan musisi internasional Bjork dalam album Fossora pada tahun 2022.
Alunan musik elektronik digital serta tari dan topeng kontemporer berpadu dengan orkestra gamelan, tari tradisional, topeng, dan wayang, serta banyaknya elemen pertunjukan tradisional dari pulau Bali dikemas apik dalam pementasan kali ini yang didukung penuh oleh Bakti Budaya Djarum Foundation.
Cine-Concert Samsara merupakan perpaduan antara film bisu hitam-putih karya sutradara Garin Nugroho yang dibintangi oleh aktor Ario Bayu dan Juliet Widyasari Burnett dan seni panggung. Untuk menyaksikan gelaran cine-concert Samsara di Jakarta, para penikmat senin dapat membeli tiket mulai dari harga 375 ribu rupiah hingga 1,2 juta rupiah.
Produksi Samsara juga turut diperkuat seniman dan penari ternama Indonesia dan Bali, di antaranya Gus Bang Sada, Siko Setyanto, Maestro tari I Ketut Arini, Cok Sawitri, Aryani Willems, koreografer Ida Ayu Wayan Arya Satyani, dan penari-penari lainnya dari Komunitas Bumi Bajra, Bali.
Sebelum tampil di Jakarta, Samsara versi panggung dipentaskan untuk kali pertama di Esplanade Concert Hall, Singapura pada tanggal 10 Mei 2024, dan pada tanggal 16 Agustus 2024 dalam acara Indonesia Bertutur (Intur) 2024 yang digelar di Peninsula Island, Nusa Dua, Bali, serta dalam acara JAFF19 di Yogyakarta pada tanggal 5 Desember 2024 lalu.
Samsara yang mempunyai arti 'terlahir kembali' menjadi satu project unik yang menggabungkan seni pertunjukan dan sinema ini mengambil latar tempat di Bali pada tahun 30-an. Bercerita tentang seorang pria dari keluarga miskin yang ditolak lamarannya oleh orang tua kaya dari perempuan yang dicintainya.
Dia melakukan perjanjian gaib dengan Raja Monyet dan melakukan ritual gelap untuk mendapatkan harta kekayaan.Tapi dalam prosesnya, ritual tersebut malah mengutuk istri dan anaknya hingga menderita.
Gita Fara selaku produser cine-concert Samsara mengaatakan kalau di penghujung kota Yogyakarta dan Jakarta menjadi penutup yang manis. Karena setelah pentas di Jakarta, cine-concert Samsara dijadwalkan untuk berkeliling ke mancanegara.
Hal itu diakui Gita saat jumpa media usai pertunjukan Samsara pada Jumat (13/12/2024) di Graha Bhakti Budaya, Jakarta.
"Kami memulai tur internasional cine-concert Samsara dari bulan Februari, rencananya ke Perth, Australia. Tapi setelah kota Perth, pastinya akan ada tur internasional lainnya," pungkas Gita Fara.
Kota Perth, Australia bakal menjadi negara pertama digelarnya cine-concert Samsara pada 21 Februari 2025 pukul 20.00 AWST.