JAKARTA - Rasa bersalah merupakan perasaan penyesalan atas pikiran, perkataan, atau tindakan yang dilakukan. Hal ini bisa terjadi ketika Anda merasa telah menyakiti seseorang, melakukan kesalahan, atau melanggar kode etik moral pribadi Anda. Merasa bersalah dalam beberapa kasus bisa menjadi emosi positif dan bahkan dapat membantu Anda belajar dari kesalahan.
Sayangnya, orang juga dapat menggunakan taktik yang menimbulkan rasa bersalah untuk memanipulasi orang lain agar melakukan hal-hal yang tidak ingin mereka lakukan. Entah itu rasa bersalah tidak pada tempatnya, rasa bersalah yang pantas, atau rasa bersalah disebabkan orang lain. Ada cara efektif menghadapi dan mengatasi rasa bersalah, baik yang baru atau sudah terjadi disadur dari Psych Central, Selasa, 9 Juli.
Mengakui perasaan
Terkadang rasa bersalah tersembunyi di balik kecemasan atau kondisi sulit tidur. Sehingga ini dapat mempersulit Anda menentukan apa yang sebenarnya mengganggu. Mengidentifikasi apakah rasa bersalah adalah akar penyebab dari gangguan-gangguan ini dapat memperjelas situasi dan membantu Anda menentukan langkah selanjutnya yang perlu diambil.
Hilangkan self-talk negatif
Meski dapat memicu tindakan positif, rasa bersalah juga dapat sebabkan Anda mengaitkan perilaku ini dengan siapa diri Anda sebenarnya. Sehingga dapat sebabkan munculnya penilaian diri yang tidak akurat dan self talk negatif seperti “aku jahat”. Untuk itu, cobalah mengingat bahwa meski perilaku tersebut kurang tepat, hal ini tidak menentukan siapa Anda sebenarnya.
Cari tahu apakah ada alasan untuk merasa bersalah
Rasa bersalah terkadang tidak beralasan karena orang yang terlibat sudah move on dari kejadian tersebut atau sudah memaafkan Anda.
Jadi, pikirkan untuk menanyakan orang tersebut bagaimana perasaannya yang sebenarnya. Anda mungkin terkejut saat mengetahui bahwa Anda merasa bersalah tanpa alasan.
Cari tahu apakah ada alasan merasa bersalah
Rasa bersalah terkadang tidak beralasan karena orang yang terlibat sudah move on dari kejadian tersebut atau sudah memaafkan Anda. Jadi, pikirkan untuk menanyakan orang tersebut bagaimana perasaannya yang sebenarnya. Bisa jadi, Anda akan terkejut saat mengetahui bahwa Anda merasa bersalah tanpa alasan.
Ingatkan diri tentang semua yang dilakukan
Saat merasa bersalah, akan kesulitan mengingat semua hal positif yang Anda lakukan. Pertimbangkan membuat daftar semua tindakan kebaikan yang Anda berikan kepada orang lain. Anda mungkin menemukan bahwa jumlah tindakan positif dalam daftar jauh lebih banyak daripada kesalahan yang dirasakan.
Tak apa untuk memiliki keinginan
Rasa bersalah sering kali berakar pada kekhawatiran bahwa Anda egois dengan waktu, uang, atau energi. Namun, perlu diingat bahwa tidak ada seorang pun yang bisa menjadi segalanya bagi semua orang sepanjang waktu. Anda juga mempunyai kebutuhan, dan kebutuhan tersebut sama validnya dengan kebutuhan orang lain.
Tetapkan batasan
Rasa bersalah bisa timbul karena batasan yang tidak jelas. Misalnya, Anda merasa bersalah ketika mencoba mengkomunikasikan kebutuhan kepada orang lain. Atau Anda mungkin merasa bersalah ketika tidak melakukan apa yang diminta orang lain.
Menetapkan batasan yang sehat berarti memperjelas ekspektasi Anda. Ini menentukan perilaku apa yang akan Anda terima dari orang lain dan perilaku apa yang diharapkan orang lain dari Anda. Menerapkan batasan-batasan ini dapat membantu mencegah rasa bersalah ketika berhadapan dengan orang lain.
Menebus kesalahan
Terkadang, adanya rasa bersalah mengindikasikan perlunya meminta maaf atas perilaku yang dilakukan. Begitu perubahan ini dilakukan, perasaan menyesal sering kali memudar.
Jika tidak dapat menebus kesalahan pada seseorang karena dia telah meninggal, Anda dapat mencoba membuat jurnal atau menulis surat mengatakan apa yang tidak dapat dikatakan pada saat itu. Kemudian jurnal tersebut dibuang, disobek, atau dibakar sebagai tindakan mengakhiri.
Pahami apa yang dapat Anda kendalikan
Coba cek sumber rasa bersalah lalu tentukan aspek apa yang dapat Anda kendalikan. Misal, Anda kerap dihantui perasaan bersalah atas kesalahan yang sudah terjadi bertahun-tahun lalu. Agar rasa bersalah berkurang, alangkah baiknya Anda fokus menentukan apa yang dapat dilakukan saat ini untuk memperbaiki situasi tersebut.
Jika tak ada yang dilakukan untuk mengubah situasi, maka memendam rasa bersalah tak akan menghasilkan perubahan yang dicari. Coba berwelas asih pada diri sendiri dan ingat, ada beberapa hal yang tak dapat diubah dan itu tak mengapa.
Atasi tantangan kesehatan mental
Jika kondisi kesehatan mental atau trauma masa lalu berperan dalam rasa bersalah, sebaiknya bicarakan dengan ahli kesehatan mental. Mereka dapat bekerja dengan Anda mengidentifikasi area yang mungkin memerlukan bantuan dan menawarkan strategi mengelola perasaan bersalah.
BACA JUGA:
Tak ada yang sempurna
Jika Anda berpegang pada standar yang tinggi, dan pelanggaran sekecil apa pun membuat Anda diliputi rasa bersalah, ada baiknya Anda mengingatkan diri sendiri bahwa tidak ada orang yang sempurna.
Kita semua membuat kesalahan.
Membuat kesalahan bukan berarti Anda orang jahat. Ini berarti bahwa Anda belajar dan berkembang saat Anda menjalani hal yang disebut kehidupan — sama seperti orang lain.