YOGYAKARTA – Mendengarkan dan didengarkan merupakan aktivitas terkait komunikasi. Seseorang yang berbicara, biar didengarkan, ternyata memerlukan cara atau trik tertentu. Tentu saja ini tidak diajarkan secara formal disekolah sejak dini. Tetapi pada prinsipnya, kita tahu bahwa melafalkan kalimat keras-keras, menangis, dan gerakan tangan, pada dasarnya adalah teknik mengumpulkan perhatian. Agar didengarkan orang lain saat bicara, begini tips dan caranya.
1. Siapkan komunikasi yang efektif
Penting sekali membaca apa yang dimaui oleh audience. Pendengar tentu akan mengabaikan apa yang mereka dengar jika tema yang dibicarakan tidak satu frekuensi. Artinya, kenali terlebih dahulu siapa pendengar Anda. Lalu siapkan strategi komunikasi yang efektif. Seperti soal pemilihan bahasa yang ringan, mudah dipahami oleh audience Anda, dan bagaimana yang Anda sampaikan bisa diterima pendengar.
Mengumpulkan perhatian adalah tahap pertama saja. Untuk membuat pendengar tetap fokus mendengarkan, nikmati gaya bicara Anda. Menurut Tim David dilansir Psychology Today, Minggu, 9 Juni, temukan motivasi pendengar maka ‘pertarungan’ akan dimenangkan.
2. Pikirkan apa yang tidak dikatakan orang lain
Seorang pendengar suka sekali menangkap hal-hal baru. Untuk itu, selagi menjelaskan, memaparkan proyek, atau sedang memberikan materi, penting sekali memikirkan motivasi apa yang membuat orang lain mendengarkan. Apakah karena temanya, atau adakah kebutuhan mereka yang terjawab dari berbicara dengan Anda. Dengan begitu, orang lain akan mendengarkan apa yang Anda sampaikan, sehingga lebih besar pengaruh dan ajaran yang dipahami.
Pada awalnya, situasi akan terasa canggung. Sebab, Anda tidak sepenuhnya memperhatikan tetapi berpikir apa yang akan dikatakan sebagai respons. Tetapi lama-kelamaan akan terbiasa. Meski percakapan bertema sulit sekalipun, bisa jadi bermakna jika percakapan terjalin dua arah dan menguatkan jejaring koneksi.
BACA JUGA:
3. Memprediksi masa depan
Cara terbaik untuk memprediksi masa depan adalah dengan memilih tindakan Anda saat ini. Maka penting tidak hanya berkata-kata, tetapi kata-kata berisi dan bermakna. Misalnya dengan memprediksi kebutuhan ke depan dan tema percakapan yang masuk akal. Tanpa kedua hal tersebut, atau tanpa persiapan, percakapan dalam konteks bisnis atau interaksi penting dalam hubungan, bisa gagal sebelum dimulai.
Penting dipahami, komunikasi bukan soft skill, tetapi keterampilan yang bisa dipelajari seperti keterampilan baru lainnya. Bagian penting untuk komunikasi yang perlu dijaga, adalah keaslian, bukan soal komentar moral dan etika.