Bagikan:

KALTARA - Kalimantan Utara (Kaltara) yang merupakan pemekaran Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dikenal mempunyai sumber daya alam karst yang cukup luas sebarannya. Salah satu titiknya menjadi destinasi wisata Gua Karst Batu Putih di Kecamatan Tanjung Palas Kabupaten Bulungan.

Karst menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daerah yang terdiri atas batuan kapur yang berpori sehingga air di permukaan tanah selalu merembes dan menghilang ke dalam tanah (permukaan tanah selalu gundul karena kurang vegetasi).

Namun demikian, nama geologis karst konon merupakan nama suatu kawasan di perbatasan antara Yugoslavia dengan Italia timur laut, berdekatan dengan wilayah pariwisata Trieste. Jadi, penamaan karst berasal dari kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia.

Mengutip Antara, Indonesia memiliki kawasan karst sekitar 15,4 juta hektare dan tersebar dari Aceh sampai Papua, seperti di Gunung Leuser (Aceh), perbukitan Bahorok (Sumatra Barat), perbukitan Pangkep-Maros (Sulawesi Selatan), pegunungan Cartenz ( Papua) dan kawasan Pegunungan Sangkulirang - Tanjung Mangkalia (Kalimantan Timur).

Kawasan karst di Kecamatan Tanjung Palas, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, menurut para ahli dikelompokkan menjadi tiga satuan morfologi yaitu satuan morfologi dataran alluvial, satuan morfologi dataran bergelombang dan satuan morfologi perbukitan karst.

Menjelajahi gua

Gubernur Kaltara Zainal A. Paliwang bersama jajarannya melakukan ekspedisi seru menelusuri Gua Karst Batu Putih pada Sabtu 8 Juni 2024.

Perjalanan dari Tanjung Selor, Ibu Kota Kabupaten Bulungan, ditempuh menggunakan kendaraan roda dua selama kurang lebih 1,5 jam, melewati jalan Trans-Kalimantan yang berliku dan dikelilingi panorama alam indah.

Setiba di lokasi objek wisata Desa Karang Agung, rombongan memasuki gua yang disambut stalaktit dan stalakmit yang indah, bagaikan lukisan alam yang memesona.

Informasi yang didapat menyebutkan, terdapat tujuh gua di kawasan tersebut, dengan masing-masing goa memiliki keunikan dan daya tariknya sendiri. Untuk menjelajahi seluruh gua yang ada di sana diperkirakan butuh waktu seharian penuh.

"Ini baru tiga gua dan sudah memakan waktu dua jam setengah, belum semuanya," kata Zainal memberikan gambaran waktu yang dibutuhkan untuk menjelajahi gua kapur tersebut.

Gua Karst Batu Putih tidak hanya indah, tapi juga menyimpan nilai sejarah dan budaya yang patut dilestarikan. Gua Karst Batu Puth adalah salah satu harta karun alam di Kaltara yang patut dilestarikan.

Batu tumpuk

Dari Desa Karang Agung, penjelajahan dilanjutkan ke desa sebelah yaitu Desa Panca Agung, Kecamatan Tanjung Palas Utara untuk mengunjungi objek wisata alam Batu Tumpuk.

Destinasi wisata ini menawarkan pesona alam yang unik dan memukau, yakni batu-batu raksasa yang menjulang setinggi 50 meter tersusun rapi dengan cara yang luar biasa. Batu-batu kecil menopang batu-batu yang berukuran lebih besar.

Keindahan ini merupakan hasil karya alam selama ribuan tahun, sehingga tidak jarang mengundang rasa penasaran dan decak kagum bagi para pengunjung.

Suasana asri dan sejuk menyelimuti kawasan Batu Tumpuk. Pepohonan rindang memberikan keteduhan. Pengunjung dapat menikmati momen indah ini dengan bersantai di bawah pepohonan, berfoto dengan latar belakang batu-batu raksasa yang eksotis, atau bahkan menjelajahi area sekitar untuk menemukan spot-spot instagramable lainnya.

Meskipun terbilang masih baru, Batu Tumpuk telah menjadi primadona wisata alam di Bulungan. Akses jalan yang mudah dilalui dengan kendaraan bermotor, hanya memakan waktu sekitar satu setengah jam dari Tanjung Selor, menjadikan tempat ini mudah dijangkau wisatawan.

Namun, perlu diingat bahwa Batu Tumpuk belum memiliki fasilitas kuliner. Karena itu, pengunjung harus membawa bekal makanan dan minuman sendiri.

Selain itu, dianjurkan pengunjung menggunakan pakaian dan alas kaki yang nyaman untuk tracking, menjaga kebersihan dan kelestarian alam sekitar, serta mematuhi peraturan yang berlaku di kawasan wisata.

Hutan dan bebatuan yang indah ini merupakan aset berharga. "Mari kita jaga kelestarian alam Batu Tumpuk, karena keindahan alam ini adalah anugerah yang harus kita syukuri dan jaga bersama,” kata Zainal.

Kunjungan wisatawan

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltara yang dirilis 3 Juni 2024 menunjukkan bahwa jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Kaltara melalui pintu keimigrasian di Kabupaten Nunukan (laut) dan Kota Tarakan pada April 2024 mengalami peningkatan.

Khusus untuk pintu keimigrasian Nunukan, jumlah wisman tercatat sebanyak 404 kunjungan pada April 2024, meningkat 66 kunjungan dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara itu, di Tarakan, tercatat 449 kunjungan wisman, naik 251 kunjungan dari bulan sebelumnya.

Secara keseluruhan, jumlah wisman melalui pintu keimigrasian Nunukan dan Tarakan pada April 2024 mencapai 853 kunjungan, meningkat 59,14 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Secara kumulatif, jumlah wisman yang berkunjung ke Kaltara melalui pintu keimigrasian pada periode tahun 2024 mencapai 3.429 kunjungan.

Namun, Kepala BPS Kaltara, Mas'ud Rifai, juga mengungkapkan bahwa masih banyak wisman yang berkunjung ke Kaltara melalui Pintu Lintas Batas (PLB) yang tidak tercatat (undocumented) di Pintu Keimigrasian.

Oleh karena itu, BPS bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Telkomsel untuk melakukan penghitungan dengan menggunakan metode Mobile Position Data (MPD) untuk menghitung jumlah wisman.

Berdasarkan MPD, jumlah wisman yang berkunjung ke Kaltara pada April 2024 mencapai 32.355 kunjungan, turun 1,92 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Secara kumulatif, jumlah kunjungan wisman MPD ke Kaltara pada periode Tahun 2024 sebanyak 121.041 kunjungan, atau terjadi penurunan sebesar 20,05 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yang tercatat sebanyak 151.398 kunjungan.

Pemerintah Kaltara terus berupaya untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kaltara. Salah satu upayanya adalah dengan mengembangkan berbagai destinasi wisata unggulan.

Meskipun secara keseluruhan jumlah kunjungan wisman ke Kaltara mengalami penurunan, namun peningkatan di pintu keimigrasian Nunukan dan Tarakan menunjukkan bahwa sektor pariwisata Kaltara mulai menunjukkan pemulihan.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan, diharapkan sektor pariwisata Kaltara dapat kembali berjaya dan menjadi salah satu penyumbang utama pendapatan daerah.