Bagikan:

JAKARTA - Ahli geologi Selandia Baru memperingatkan adanya bencana susulan di tengah keputusan berakhirnya operasi SAR penyelamatan korban longsor di Papua Nugini.

Tim Pemadam Kebakaran dan Bencana Darurat Selandia Baru (FENZ) beranggotakan para insinyur geoteknik yang dikirim ke Papua Nugini menyebutkan, potensi longsor susulan mengingat stabilitas tanah, tidak hanya pada lokasi terdampak, tetapi juga di kedua sisi jalur longsor.

“Kami percaya bahwa ada potensi nyata terjadinya tanah longsor lebih lanjut dalam waktu dekat atau menengah,” kata ketua tim FENZ, Aaron Waterreus, dalam konferensi persnya, Jumat 7 Juni, dikutip dari Reuters.

Insinyur geoteknik FENZ, Jan Kupec menambahkan potensi longsor susulan mencakup sekitar 14 hektare selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Skala kejadian besar dan kemungkinan untuk menghentikannya tidak ada.

Longsor susulan ini diperkirakan kembali melanda desa di wilayah Enga. Kawasan pegunungan itu menjadi yang terparah terdampak longsor pada 24 Mei.

Pemerintah Papua Nugini menyebutkan, sekitar 2.000 orang terkubur hidup-hidup dalam bencana tersebut. Angka itu berbeda dengan yang dirilis PBB sebanyak 670 korban.

Sejauh ini, dari operasi SAR yang dilakukan baru 11 jenazah korban tertimbun longsor ditemukan.