Bagikan:

JAKARTA - Langit Australia tak lagi biru seperti sebelumnya, sejak kebakaran yang melanda negara tersebut pada awal September 2019. Kini langit negeri kangguru itu merona dan berwarna merah menyala karena kebarakan hutan. 

Kondisi langit yang memerah itu menjadikan situasi paling buruk dalam sejarah Australia. Bahkan sebuah foto yang diambil dari New South Wales memperlihatkan pemandangan kota yang menakutkan. 

Tak hanya dipenuhi asap, jalan-jalan terlihat dengan jalan-jalan yang sepi dan hanya diterangi dengan langit yang memerah dan menyala-nyala. Sementara di Sydney dan Brisbane, kabut asap juga mengakibatkan kualitas udara memburuk, memengaruhi kesehatan penduduk. 

Langit Autralia yang memerah akibat kebakaran hutan (dok Sky.news)

Negara-negara tetangga Australia, juga turut serta membantu dalam upaya pemadaman kebakaran yang terjadi di Queensland dan New South Wales. Selandia Baru bahkan memperbantukan 157 petugas pemadam kebakaran untuk memadamkan api yang merambat sejumlah kawasan sejak Oktober 2019. 

Menteri Pertahanan Selandia Baru, Ron Mark, mengatakan bahwa bantuan dengan jumlah personel yang banyak sangat dibutuhkan karena kobaran api tidak menunjukkan tanda-tanda mereda. Selain itu, ribuan masyarakat di sekitar area tersebut semakin terancam bahaya.

Dilansir dari The Guardian, Senin 6 Januari 2020, tim bantuan dari Selandia Baru akan dikerahkan di pangkalan pertahanan Edinburgh di Adelaide, Australia Selatan. Diperkirakan kelompok militer Selandia Baru akan membantu Australia setidaknya hingga akhir Januari.

"Ini bukan satu-satunya hal yang dapat kami lakukan untuk membantu dan kami siap terus berbicara dengan tetangga kami," kata Perdana Menteri (PM) Selandia Baru, Jacinda Ardern lewat laman Facebook-nya. 

Tak hanya Selandia Baru, Papua Nugini juga menawarkan bantuan dengan mengerahkan 1.000 tentara dan petugas pemadam kebakaran dari negaranya untuk diberangkatkan ke Australia. PM Papua Nugini Marape mengatakan bahwa ia telah berkoordinasi dengan PM Scott Morrison untuk bantuannya itu.

"Australia adalah teman terdekat Papua Nugini dan selalu menjadi yang pertama dalam masa-masa sulit kami dan kami menawarkan hati dan tangan kami kepada Australia dalam tragedi yang disebabkan oleh kebakaran ini," kata PM Marape dalam sebuah pernyataan.

Gubernur Port Moresby juga mengajak Papua Nugini untung mendukung Australia dengan mengatakan pemerintah kedua negara harus membangun saluran pipa yang memungkinkan Papua Nugini menyalurkan air ke Australia selama musim kemarau.

Negara tetangga lainnya, Vanuatu, juga berjanji akan memberikan Australia uang sebesar 20 juta vatu yang setara dengan 250.000 dolar Australia untuk membantu Dinas Pemadam Kebakaran.

"Sebagai tetangga dan sahabat Pasifik, kami telah menyaksikan Australia telah hancur oleh kebakaran hutan yang mengerikan ini. Kami menawarkan bantuan apa pun yang kami bisa di saat dibutuhkan, seperti yang selalu dilakukan Australia kepada kami,” kata penjabat PM Vanatu Jotham Napat.

PM Napat mengatakan negaranya takjub atas usaha pemadam kebakaran. Hal tersebut menunjukkan semangat Australia yang sejati dan sebagai negara tetangga, Vanatu sangat yang sangat bangga dengan Australia. 

Langit Australia tak lagi biru seperti sebelumnya, sejak kebakaran yang melanda negara tersebut pada awal September 2019. Kini langit negeri kangguru itu merona dan berwarna merah menyala karena kebarakan hutan.

Kebakaran di Australia terjadi sejak September 2019 hingga awal 2020. Sayangnya, Kebakaran tersebut tidak juga mereda hingga saat ini. Lebih dari 100 kasus kebakaran hutan menghancurkan pantai tenggara Australia, menewaskan sedikitnya 17 orang. Kebakaran semakin parah akibat kondisi cuaca yang sangat panas, kering, dan berangin. 

NASA juga memantau dengan satelitnya untuk melihat titik-titik kebakaran di Australia. Salah satu gambar menunjukkan di dekat Laut Tasman, terdapat gumpalan asap jelas terlihat. Gambar lainnya juga menunjukkan terdapat suatu titik yang luasnya 1,1 juta hektar telah terbakar.