JAKARTA - Ditundanya penayangan beberapa film baru ternyata mengganggu rumah produksi Universal. Setelah menunda Fast and Furious 9, sepertinya mereka tidak ingin melakukannya lagi untuk film lain. Hari ini, Selasa, 17 Maret, Universal memutuskan Trolls World Tour, The Hunt, dan The Invisible Man tersedia di layanan streaming sesuai tanggal perilisan resminya atau disebut available on demand.
Trolls World Tour, sekuel animasi Trolls akan ditayangkan pada 10 April mendatang. Sekuel ini menceritakan petualangan Poppy (Anna Kendrick) dan Branch (Justin Timberlake) yang menemukan enam taman dengan enam jenis musik berbeda. Poppy dan Branch bergabung untuk menyatukan trolls dalam musik. Di samping film animasi, film-film yang saat ini sedang tayang di bioskop - The Hunt, The Invisible Man, dan Emma juga akan dilepas lewat layanan streaming pada 20 Maret mendatang.
Keempat film tersebut akan tersedia selama 48 jam dengan harga 19,99 dolar Amerika Serikat (AS) dan akan tersedia untuk mancanegara. Mereka tidak bisa menahan penundaan terlalu cukup lama dan membatasi penyediaan film tersebut di layar streaming sampai kondisi yang diakibatkan wabah COVID-19 atau virus corona membaik.
Langkah ini terbilang unik, mengingat beberapa rumah produksi lain memilih untuk menunda penayangan film-film mereka, yakni A Quiet Place 2 (Paramount), No Time To Die (MGM), dan Mulan (Disney).
BACA JUGA:
Kabar pemindahan film layar lebar ke streaming ini juga mengiringi kabar total box office belakangan yang mencapai titik terendah sejak 20 tahun. Alhasil, rumah produksi harus berpikir ulang tentang merilis film di bioskop antara untung atau buntung. Hal ini disebabkan masyarakat takut dengan interaksi publik akibat virus corona.
Menyusul Universal, film Birds of Prey karya DC Comics dan The Gentlemen bisa diakses mulai 24 Maret di Fandango. Sutradara Birds of Prey, Cathy Yan meminta film tersebut bisa dilepas ke layanan streaming lebih awal di luar gagalnya kesuksesan di box office.
Begitu juga dengan Disney Plus yang akan merilis Frozen 2 setelah terinspirasi dari dampak virus corona yang menutup sekolah di banyak negara. Di samping raihan box office yang sia-sia, mereka berharap film-film ini juga bisa menjadi pelengkap tontonan saat masyarakat berada di dalam rumah.