Peralihan Rilis Film Bioskop ke Platform <i>Streaming</i> Jadi Pintu Besar buat Masuknya Pembajak
Menonton film lewat laptop (Azamat E./Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Pembajakan masih menjadi masalah utama di industri perfilman. Pandemi COVID-19 semakin membuat industri tersebut mengalami kerugian besar. Selain produksi yang terhenti, jaringan bioskop juga harus menutup bisnis sampai kondisi pulih.

Sementara itu, Universal Pictures menjadi rumah produksi pertama yang mengalihkan perilisan bioskop menjadi streaming. Trolls World Tour menjadi film yang dirilis setelah pihak studio memundurkan perilisan Fast & Furious 9.

Keputusan itu sempat menjadi kontroversi di internet. Tidak sedikit orang yang merasa hasil kerja pegiat film seakan tidak dihargai mengingat film itu dibuat untuk disaksikan di bioskop.

Namun, di luar ekspektasi, Trolls World Tour malah menghasilkan keuntungan. Dalam waktu tiga minggu saja, film ini mendapat 100 juta dolar. Sistem yang studio lakukan adalah menyewa di Fandango dan tidak ada opsi untuk membeli atau mengunduh.

Melihat kesuksesan Trolls, perusahaan distribusi dan rumah produksi mulai menyusun strategi serupa. Warner Bros melepas film Scoob! melalui layanan streaming dan mendapat keuntungan yang sama.

Jaringan bioskop pun seakan tidak terima dengan hal tersebut. Sedikit kilas balik, saat Disney memutuskan memindahkan Mulan ke layanan streaming, seorang pemilik bioskop di Prancis menjadi viral karena merekam video menghancurkan cardboard Mulan.

Pembajakan Jauh Lebih Meningkat

Meski mendapat keuntungan karena memakai sistem sewa, hal ini semakin membuka pintu bagi para pembajak film. Mulan, film rilisan Disney yang dirilis secara digital disebut sebagai film dengan pembajakan paling banyak selama pandemi.

Menurut penelitian yang dilakukan US Chamber of Commerce’s Global Policy, pembajakan digital merugikan pihak produksi film dan televisi di Amerika Serikat sebanyak 29,2 miliar dolar AS.

Pembajakan ini tentunya berdampak besar pada perkembangan rumah produksi. Selain kerugian besar, pembajakan berefek pada pengurangan biaya produksi. Hannibal, salah satu serial televisi NBC dihentikan karena jumlah rating mereka yang rendah sedangkan serialnya paling banyak diunduh secara ilegal di internet pada 2013.

Melansir TorrentFreak, data film Mulan dapat ditemukan secara ilegal (di luar layanan streaming Disney+) meski pihak Disney+ membanderol 30 dolar untuk menyewa filmnya. Setelah dirilis pada 4 September 2020, Mulan diunduh dua kali lebih banyak dibandingkan The Lion King yang dirilis secara streaming setelah perilisan setahun yang lalu.

Total unduh data torrent di seluruh dunia adalah 12 juta dalam waktu satu bulan pertama pandemi yakni Maret menuju April. Kemudian angka itu berkembang menjadi 16 juta sebulan kemudian yang berarti meningkat 33 persen. Dengan banyaknya film yang dirilis secara digital dan bioskop yang ditutup, masyarakat mulai mencari cara untuk tetap mengakses film baru.

Ketika film dirilis secara tradisional melalui bioskop, para pembajak memerlukan usaha lebih besar ketika membajak film, yaitu dengan cara membawa alat rekam atau camcorder. Namun saat film dirilis melalui layanan streaming, para pembajak hanya memerlukan teknologi terkini untuk mengunduh film.

Situs download ilegal juga menjadi tempat pencarian film-film lama seperti Contagion yang disebut mirip dengan situasi pandemi COVID-19. Alhasil, film itu menjadi film rilisan lama yang paling banyak dicari di situs ilegal.

Strategi Menghindari Pembajakan Film

Pihak layanan streaming harus mengencangkan strategi agar konten mereka terhindar dari pembajak dan pelanggan tetap memilih menonton lewat secara legal.

Saat ini, banyak layanan streaming yang menaruh kode spesial di dalam pemutar konten. Kode didapatkan setelah pelanggan berhasil melakukan pembelian. Kode spesial ini berbeda untuk setiap pengguna. Hal ini digunakan untuk mendeteksi penonton yang merekam konten tersebut.

Selain itu, masyarakat harus digiatkan dengan ajakan menonton secara legal. Layanan streaming sebesar Netflix saja membuat paket khusus seluler di Indonesia dengan harga mulai dari Rp50.000.

Tidak perlu membayar biaya tambahan, pelanggan bisa menyaksikan berbagai film produksi dalam dan luar negeri.

Salah satu layanan streaming lokal, Bioskop Online juga menghindari pembajakan dengan menghalangi sistem menonton melalui HDMI sehingga penonton hanya boleh menonton melalui perangkat seperti laptop atau gawai.

Pembajakan digital yang berdampak negatif harus ditanggapi secara serius. Baik penyedia konten, pemilik konten, serta penyedia layanan streaming harus bersatu melawan pembajakan film yang sudah mendarah daging.