Bagikan:

YOGYAKARTA – Memiliki waktu luang, penting bagi setiap orang. Tidak hanya orang dewasa yang sudah berkarir, anak-anak juga perlu menyeimbangkan kewajibannya dan kegiatan ekstra.

Anak-anak cenderung berprestasi ketika memiliki rutinitas yang terstruktur. Bahkan kegiatan setelah sekolah pun, juga perlu diatur. Kegiatan setelah sekolah, termasuk mengikuti ekskul atau menekuni hobi tertentu, membantu anak bersosialisasi, olahraga, dan membakar energi ekstra. Ketika seorang anak unggul di luar sekolah, ternyata meningkatkan harga dirinya. Melansir Child Mind Institute, Rabu, 17 April, tetap terlibat dalam aktivitas luar sekolah, membantu anak-anak pada saat remaja menghindari perilaku berisiko dan penggunaan narkoba.

cara membantu anak-anak menyeimbangkan kegiatan setelah sekolah
Ilustrasi cara membantu anak-anak menyeimbangkan kegiatan setelah sekolah (Freepik)

Namun penting dicatat, aktivitas luar sekolah harus seimbang. Jangan sampai terlalu banyak aktivitas sehingga membuat mereka kecapekan, tidak meningkatkan keterampilan tetapi justru stres. Artinya, anak-anak perlu memiliki waktu luang untuk melakukan apapun yang mereka inginkan.

Cara membantu anak memiliki aktivitas setelah sekolah tetap seimbang, hindari penjadwalan yang berlebihan. Pastikan mereka masih punya waktu mengerjakan pekerjaan rumah, menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman sebayanya, dan tidur cukup.

Tidak ada jumlah aktivitas yang ideal. Soalnya, beberapa anak mungkin bisa latihan intens olahraga sekaligus berlatih teater tanpa merasa stres. Namun ada pula anak-anak yang melakukan dua aktivitas sekaligus membuatnya kelelahan. Jadi, bicaralah pada anak-anak untuk mengetahui bagaimana perasaannya tentang keseimbangan aktivitasnya. Kebanyakan anak menemukan batasannya dan mengetahui kapan batasannya berlebihan.

Untuk memilih kegiatan setelah sekolah, pertimbangkan minat dan bakat anak Anda. Menurut ahli patologi bahasa wicara dan mantan guru sekolah di New York City, Rachel Cortese, terdapat konsensus bahwa anak-anak harus mempunyai kesempatan bereksperimen dengan berbagai aktivitas dalam blok-blok waktu yang jelas. Itu artinya, bicarakan dengan anak mau kegiatan yang mana, apa yang mereka minati, dan bagaimana membuat mereka tetap konsisten menggelutinya.

Menurut psikolog klinis Jerry Bubrick, Ph.D., aktivitas sepulang sekolah yang berlebihan, mengganggu kehidupan anak. Karena tidak ada hitungan pasti seberapa aktivitas ekstrakurikuler yang bisa dilakukan anak sepulang sekolah, Bubrick menyarankan sejumlah daftar. Pastikan anak tetap punya waktu mengerjakan pekerjaan rumah, tidur lebih dari 8 jam, serta masih punya waktu bercengkerama bersama keluarga dan teman.

Saran Cortese, orang tua harus memahami batasan anak-anaknya. Jangan sampai aktivitas ekstrakurikuler setelah sekolah membuat mereka lelah, stres, dan terlalu padat.