YOGYAKARTA – Batuk TBC (tuberkulosis) adalah batuk yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis (MTB) di saluran pernapasan. Batuk TBC seringkali dikira sebagai batuk biasa yang bisa sembuh dengan sendirinya tanpa perlu menjalani perawatan intensif. Akibatnya penyakit ini sering terlambat disadari dan diobati. Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui ciri-ciri batuk TBC supaya Anda bisa lebih waspada terhadap penyakit tuberkulosis.
Ciri-Ciri Batuk TBC
Menurut dokter spesialis mikrobiologi klinik dr. Livya Holiwono, Sp.MK, ada sejumlah gejala yang dapat menyertai batuk berkepanjangan akibat tuberkulosis, di antaranya:
- Batuk berkepanjangan selama dua pekan atau lebih
- Sesak napas dan nyeri dada
- Batuk darah
- Badan lemas
- Demam atau meriang berkepanjangan (lebih dari satu bulan)
- Penurunan nafsu makan serta penurunan berat badan yang tidak direncanakan.
- Berkeringat di malam hari meski tidak melakukan aktifitas apapun.
Dikatakan Livya, batuk termasuk salah satu gejala tuberkulosis yang menyerang paru-paru. Sementara untuk TBC ekstra paru, gejalanya berbeda, misalnya TBC kelenjar getah bening yang menyebabkan benjolan di daerah itu.
Akan tetapi, sambung Livya, penyebab batuk selama dua minggu harus diperiksa karena bukan hanya TBC yang menimbulkan gejala tersebut.
Batuk yang berlangsung selama dua minggu juga dapat disebabkan oleh penyakit lain seperti sinus, asam lambung naik, penyakit obstruktif kronik, pertusis, dan kanker paru-paru.
“Batuk adalah cara bagaimana badan kit aini membersihkan iritasi atau sekresi dari paru-laru. Jadi biar enggak ada terjadi infeksi. Jadi, pertahanan tubuh kita ini hebat sekali,” ujar dokter dari Rumah Sakit Fatmawati itu, dikutip dari Antara, Jumat, 5 April 2024.
Dia menilai kesadaran diri untuk skirining perlu ditingkatka guna mencegah TBC. Segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan bila mengenali ciri-ciri batuk TBC.
BACA JUGA:
Penyebab Batuk TBC
Dokter Livy menerangkan, batuk TBC adalah penyakit yang dibawa oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menular melalui udara, kemudian terhirup melalui hidung dan mulut, sebelum akhirnya menginfeksi paru-paru.
Berikutnya, Mycobacterium tuberculosis dimakan oleh sel darah putih. Bila hal ini terjadi, bakal ada tiga kemungkinan.
Pertama, apabila daya tahan tubuh bagus, maka bakteri tersebut mati. Kemungkinan kedua, bakteri tersebut hidup dorman di dalam tubuh, yang selanjutnya disebut TB Laten.
“Kemudian yang ketiga adalah sistem kekebalan tubuh tidak mampu melawan bakteri, sehingga nanti akan bisa berkembang biak dalam tubuh dan menyebkan sakit TBC,” terangnya.
Pengobatan Batuk TBC
Disadur dari AI-Care jika pemeriksaan TBC menunjukkan hasil positif, dokter akan meresepkan obat-obatan TBC berdasarkan status TBC yang diidap dan sensifitas bakteri MTB yang menginfeksi terhadap pengobatan.
Obat yang biasanya digunakan untuk mengobati batuk TB ada empat, yakni Isoniazid, Rifampisin, Ethambutol, dan Pyrazinamid.
Jumlah tablet yang diberikan dokter akan bergantung pada berat badan Anda. Perubahan dosis dan jumlah tablet akan dilakukan berdasarkan hasil pemantauan dari pemeriksaan dahak.
Pengobatan batuk TBC biasanya dilakukan selama 6 bulan dan tidak boleh putus. Artinya, obat yang diresepkan oleh dokter harus dikonsumsi setiap hari secara teratur.
Setelah dua bulan pengobatan, pasien yang menderita batuk TBC biasanya merasa jauh lebih baik dan ingin menghentikan pengobatan. Hal ini sebaiknya tidak dilakukan, sebab penghentian obat TBC sebelum 6 bulan bisa berbahaya bagi kesehatan lantaran bakteri MTB tidak diatasi secara tuntas.
Demikian informasi tentang ciri-ciri batuk TBC. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan para pembaca setia VOI.ID.