YOGYAKARTA – Hubungan romantis yang harmonis bukan berarti tanpa konflik. Mereka pernah saling marah, tetapi mampu mengatasi persoalan secara bijak. Nah, kalau sebaliknya, hubungan romantis yang rapuh dan mudah alami kehancuran setiap orangnya memiliki pendirian yang tidak kenal kompromi. Tanda lain dari hubungan romantis yang rapuh, berikut daftarnya.
1. Harapan yang tidak realistis satu sama lain
Beberapa orang berpegang pada sesuatu yang ideal tentang hubungan. Mereka ingin hubungan romantis yang sempurna. Tetapi karena manusia tidak sempurna, maka penting untuk memiliki harapan yang realistis satu sama lain. Jika tidak, hubungan akan banyak keluhan, kritikan, bahkan penghakiman. Untuk mencapai hubungan romantis yang sempurna, penting untuk tidak mempertengkarkan hal-hal sepele. Penting pula tidak merasa kecewa sehingga kehilangan kesempatan menemukan kebahagiaan dalam hubungan cinta yang tidak sempurna.
2. Sikap tanpa kompromi
Psikoterapis Kathy McCoy, PhD., menjelaskan bahwa sikap tanpa kompromi mencakup pemikiran “jalan saya atau jalan raya”. Dengan pertimbangan tertentu, seseorang akan mengenali sudut pandang atau perasaan orang lain. Ketidakmampuan untuk berkompromi dapat terjadi dalam bentuk penghinaan. Dengan sikap tanpa kompromi ini, seseorang bisa menarik diri atau mundur dari diskusi bahkan menghalangi mencari solusi menyelesaikan konflik.
3. Kurangnya konflik
Tanda-tanda hubungan yang rapuh mungkin mengejutkan mereka yang berpikir bahwa pertengkaran adalah tanda pasti adanya masalah dalam suatu hubungan. Namun penting disadari, tanpa konflik dan tidak pernah bertengkar menandai kurangnya harapan menyelesaikan konflik. Kemarahan dan kebencian yang mungkin muncul sesekali, itu wajar. Tetapi itu juga menjadi tanda bahwa hubungan berkembang atau tidak terhenti pada ketidakpedulian terus-menerus.
4. Perbedaan hasrat seksual dan keengganan berkompromi
Banyak pasangan mengalami perbedaan dalam hasrat seksual. Sebagian menemukan cara untuk mengatasi perbedaan tersebut. Tetapi bagi yang sulit berkompromi, menandai perbedaan sebagai faktor yang membuat mereka tidak mungkin bisa tetap bersama.
5. Kecanduan
Kesulitan dalam menyelesaikan masalah hubungan yang disebabkan oleh kecanduan pasangan, dapat menyebabkan malapetaka. Bukan kecanduan obat terlarang atau minuman keras, tetapi kecanduan kehadiran pasangan untuk memenuhi kebutuhan. Karena candu, banyak janji-janji dan pengkhianatan dan ini menandai harapan sering pupus.
BACA JUGA:
6. Prediksi negatif
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pasangan yang salah satu atau keduanya takut dan mengantisipasi perpisahan di masa depan, cenderung kurang berkomitmen yang mendukung hubungan romantis berhasil. Antisipasi dan ketakutan didorong prediksi negatif, ini mungkin datang dari ekspektasi yang tidak realistis, jelas McCoy dilansir Psychology Today, Minggu, 3 Maret.
7. Kurang kasih sayang dan rasa syukur
Beberapa pasangan romantis hanya menjadi teman sekamar daripada pasangan yang penuh kehangatan dan keintiman. Ikatan kecil, seperti berpegangan tangan, berpelukan, berciuman, saling bercanda, dan menemukan kegembiraan dalam kebiasaan sehari-hari akan mendapatkan pengalaman luar biasa. Kurang rasa syukur dalam hubungan romantis terlihat dari banyaknya kritik, saling menyalahkan, dan mengingatkan akan kekurangan.
Pasangan yang memiliki hubungan sehat, bisa membangun rasa aman satu sama lain. Ini juga diperkuat oleh pandangan positif. Pesan McCoy, menekankan kualitas positif dan merasa bersyukur menguatkan hubungan romantis. Cara ini juga memperbaiki hubungan romantis yang rapuh mengalami kehancuran.