Bagikan:

YOGYAKARTA – Menetapkan batasan, apalagi dengan orang tua kita, tentu tidak mudah. Tetapi ternyata, batasan penting dibuat untuk kesejahteraan diri dan meningkatkan kesehatan dalam hubungan anak-ortu. Batasan dibuat bukan untuk membuat relasi renggang. Justru sebaliknya, dengan membuat batasan Anda bisa menghargai diri sendiri, memenuhi kebutuhan diri, dan tetap menghormati ortu Anda.

Menurut psikolog Allison Hart, batasan tidak berarti dengan memberi tahu seseorang bahwa mereka perlu berubah. Tetapi menurut Kate Stoddard, terapis pernikahan dan keluarga dilansir HuffPost, Minggu, 25 Februari, kita perlu berusaha menciptakan dinamika dalam hubungan anak-ortu yang benar-benar sehat. Dengan menetapkan batasan sehat, Anda tidak lagi merasa kesal atau merasa dikendalikan dan melekat pada orang lain. Batasan yang sehat membawa perubahan besar bagi kesehatan mental serta hubungan Anda dengan orang tua. Batasan apa saja yang perlu disepakati dengan ortu? Berikut daftarnya.

1. Tidak berkomentar tentang tubuh Anda

Tak jarang orang tua mengomentari bentuk atau ukuran tubuh anaknya sepanjang hidup, termasuk saat anak-anaknya sudah dewasa sekalipun. Ucapan ini lebihs erring muncul saat liburan atau setelah terakhir kali bertemu. Misalnya, “Kok kamu lebih kurus” atau “Kamu gemukan ya?”. Komentar tentang tubuh tidak nyaman didengar meskipun itu pujian. Terutama bagi orang-orang yang berjuang dengan masalah citra tubuh atau gangguan pola makan, komentar tentang tubuh akan mengganggu.

batasan yang perlu ditetapkan untuk meningkatkan hubungan dengan ortu
Ilustrasi batasan yang perlu ditetapkan untuk meningkatkan hubungan dengan ortu (Freepik/teksomolika)

2. Mencakapkan tentang uang

Jika Anda telah mandiri secara finansial, mendengar pendapat orang tua tentang cara Anda menangani uang membuat Anda frustasi. Kekhawatiran mereka mungkin memiliki alasan yang baik, yaitu memastikan Anda stabil secara finansial. Namun sebagai orang dewasa, Anda bisa membuat batasan. Yakinkan ortu Anda bahwa Anda memiliki cara mandiri dalam mengelola, merencanakan, dan tidak ingin membicarakan lebih lanjut.

3. Mendikte soal jenjang karir

Beberapa orang tua menekankan pada anak-anaknya untuk mengikuti jenjang karir profesional tertentu. Biasanya mereka ingin karir anaknya stabil, menguntungkan, dan terhormat. Terapis Jor-El Caraballo mengatakan, biasanya nasihat yang melampaui batas dan tidak diminta datang dari orang tua yang cemas dan menginginkan yang terbaik untuk anaknya.

Meski inginnya baik, tetapi dapat menimbulkan tekanan dan kecemasan pada seorang anak. Hal ini bahkan berpotensi membuat mereka merasa tidak pernah cukup baik atau salah dalam mengejar hal-hal yang menurut mereka paling cocok.

4. Memberi nasihat tanpa diminta

Psikolog klinis Ryan Howes mengatakan, umum bagi orang tua menawarkan nasihat meski anak-anaknya tidak meminta. Topiknya seputar pekerjaan, hubungan, pengasuhan anak, pengelolaan uang, praktik spiritual, dan lain sebagainya.

Mungkin datang dari niat baik atau kecemasan mereka, bahkan mungkin karena mereka tidak percaya pada anak-anaknya. Terlepas dari usulannya yang mungkin masuk akal, tetapi penting untuk membuat batasan supaya tidak mengganggu atau menyinggung perasaan.

batasan yang perlu ditetapkan untuk meningkatkan hubungan dengan ortu
Ilustrasi batasan yang perlu ditetapkan untuk meningkatkan hubungan dengan ortu (Freepik/drobotdean)

5. Jangan bergosip tentang anggota keluarga

Bergosip artinya membicarakan seseorang tanpa sepengetahuan mereka. Kadang membicarakan keburukan anggota keluarga, bukan hak kita untuk mengungkapkan. Maka penting untuk membatasi atau membuat batasan dengan tidak bergosip tentang anggota keluarga bersama ortu.

6. Memperbaiki emosi satu sama lain

Bagaimana pun, emosi negatif tetaplah emosi negatif. Mengelola cara mengekspresikannya lebih penting alih-alih meminta orang lain memperbaiki emosi kita. Kita semua mengalami kekecewaan, kemarahan, frustasi, kewalahan, dan kesal tanpa harus meminta seseorang merasa bertanggung jawab untuk memperbaikinya. Menjadi pendengar yang baik dan menghormati tentu perlu dilakukan. Tetapi memperbaiki emosi adalah keterampilan masing-masing orang tanpa harus meminta orang lain bertanggung jawab mengambil alih lalu memperbaikinya.

7. Berasumsi hal yang sama seperti yang selalu dilakukan

Contohnya setiap pertengahan tahun, saat libur panjang, ada tradisi keluarga untuk berlibur ke Pulau Bali. Tetapi karena pertimbangan tertentu, Anda mengubah destinasi liburan dan memilih jalan-jalan tak jauh dari rumah. Ortu mungkin berasumsi Anda melakukan hal yang sama dan selalu dilakukan. Letak membuat batasannya pada kemandirian dan pilihan bebas ada di perspektif Anda. Artinya, Anda membuat pilihan atas pertimbangan mandiri Anda sendiri dan ortu perlu membatasi asumsi atas pilihan Anda.

Itulah ketujuh batasan yang perlu dibuat untuk meningkatkan hubungan antara anak dan ortu. Untuk membangun batasan, Hart menyarankan menggunakan kalimat yang mudah dipahami. Cobalah bersabar terhadap orang tua Anda dan buatlah alasan yagn masuk akal.