7 Pantangan bagi Orang Tua yang Ingin Anak Bermental Kuat
Ilustrasi hal yang tidak dilakukan orang tua dari anak yang bermental kuat (Freepik/drobotdean)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Kesehatan dan kebahagiaan serta kesuksesan anak di masa depan, menjadi perhatian orang tua. Menurut penelusuran pakar, orang tua dari anak-anak bermental kuat memperhatikan aspek menyeluruh bagi perkembangan buah hatinya. Mereka juga tidak melakukan hal berikut ini sehingga anak-anak bermental kuat.

1. Mengabaikan kesehatan otak

Ini berkaitan dengan aspek perilaku, yang mana ortu dari anak bermental kuat memikirkan kesehatan otak anak-anaknya. Mereka menyiapkan kesiapan anak menyelesaikan masalah di rumah, sekolah, dan dalam hubungan sosial. Merawat otak dengan penuh cinta, berarti mengontrol cara berpikir anak, cara mereka merasakan, dan perilaku serta tindakan anak-anaknya saat bergaul dengan orang lain.

2. Tidak memahami perkembangan masa kanak-kanak

Orang tua yang perhatian, berarti memahami perkembangan masa kanak-kanak buah hatinya. Jika tidak memahami perkembangan anak-anaknya, ortu lebih banyak berharap tetapi tidak merealisasikan kemandirian putra-putrinya. Pemahaman dasar tentang perkembangan anak harus dimiliki ortu.

Dengan begitu ortu memberi ruang anak-anaknya untuk berkembang. Seperti saat anak-anak beranjak remaja, normal jika mereka mulai mengambil keputusan sendiri. Pada masa tersebut, ortu perlu menghormati Keputusan mereka dan tetap mengawasinya supaya mengantisipasi perilaku buruk.

hal yang tidak dilakukan orang tua dari anak yang bermental kuat
Ilustrasi hal yang tidak dilakukan orang tua dari anak yang bermental kuat (Freepik)

3. Jadi panutan yang buruk

Jika moto orang tua adalah "Lakukan apa yang saya katakan, bukan apa yang saya lakukan", artinya akan ada masalah besar di depan. Jika orang tua berbohong, berbuat curang, bersikap kasar atau tidak sopan, mengonsumsi makanan yang tidak sehat, dan tidak pernah memperhatikan kesehatannya sendiri, anak akan meneladani orang tuanya. Jadi menjadi panutan yang baik akan dicontoh anak-anaknya.

4. Melupakan bagaimana rasanya menjadi anak-anak atau remaja

Berempati penting bagi orang tua. Karena dengan berempati, orang tua akan memahami masa-masa bermakna dalam perkembangan anak-anaknya. Melupakan bagaimana rasanya menjadi anak-anak atau remaja, membuat anak-anak terkungkung. Mereka akan dituntut sesuai kemauan orang tua. Jadi, beri ruang anak-anak untuk menikmati masa kecilnya dan pencarian tentang dunia pada masa remajanya. Dengan begitu, anak-anak akan merasakan bagaimana memperjuangkan tantangan hidup sesuai usianya.

5. Bersikap terlalu permisif

Menurut penelitian dilansir mbgRelationship, Senin, 8 April, anak-anak yang tumbuh dengan banyak masalah psikologis memiliki orang tua yang tidak pernah menetapkan batasan yang tepat. Batasan ini, termasuk apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan anak-anak terkait perilaku dan sikapnya dalam berbagai aspek dalam kehidupan sehari-hari. Penting pula dipahami orang tua, mengajarkan kedisiplinan perlu dilakukan secara konsisten, bukan permisif.

6. Membandingkan pengasuhan dengan orang tua lain

Anak-anak adalah produk dari kedua orang tuanya. Kalau mengatakan hal negatif tentang orang tua yang lain, sebenarnya Anda mengatakan hal-hal negatif tentang anak Anda. Maka, hindari membandingkan cara Anda mengasuh putra-putri Anda dengan orang tua lainnya. Karena membandingkan, berarti melemahkan orang tua lain dan menurunkan harga diri anak Anda.

7. Jarang menghabiskan waktu bersama anak-anak

Dalam hubungan secara umum memerlukan dua hal, yaitu waktu dan kemauan untuk mendengarkan. Jika Anda tidak menghabiskan waktu bersama anak-anak atau memiliki hubungan buruk, kemungkinan besar mereka akan mengembangkan kebencian dan memberontak. Maka penting menghabiskan waktu berkualitas bersama anak-anak. Bangun ikatan yang baik sehingga mereka meniru nilai-nilai dan moral yang orang tuanya pegang.

Di atas adalah hal yang tidak dilakukan orang tua dari anak bermental kuat. Apakah sebagai ortu Anda telah melakukan sebaliknya?