YOGYAKARTA – Tentang gaya pengasuhan anak, setiap orang tua memiliki pendekatan yang berbeda. Salah satunya menggunakan pendekatan pola asuh demokratis yang berfokus menciptakan lingkungan saling menghormati antara orang tua dan anak. Ketika orang tua memakai pendekatan demokratis, anak didorong menyuarakan pendapatnya dalam pengambilan keputusan dan ini berdampak besar pada dirinya.
Pola asuh demokratis mendorong anak menjadi pemikir mandiri dan bertanggung jawab atas tindakannya. Gaya pengasuhan ini, menekankan pentingnya komunikasi dan negosiasi antara orang tua dan anak. Berbeda dengan pola asuh otoriter yang ditetapkan aturan serta ekspektasi ketat dan menyertakan hukuman atas perilaku buruk. Dalam beberapa kasus, pola asuh otoriter mungkin bermanfaat karena dapat membentuk kedisiplinan dan mengikuti aturan. Namun pola asuh otoriter bisa melahirkan kebencian dan kurang percaya antara orang tua-anak.
Pola asuh demokratis juga berbeda dengan pola asuh permisif. Pola asuh permisif terkadang tidak membuat anak disiplin, malas, dan tidak bertanggung jawab. Pola asuh permisif bisa sangat merugikan tidak hanya bagi orang tua tetapi juga anak. Pola asuh yang terlalu memanjakan dapat menimbulkan masalah pribadi yang buruk pada anak seiring bertambahnya usia.
Orang tua yang memegang gaya pengasuhan demokratis, membantu anak-anaknya belajar bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan mempertimbangkan konsekuensi dari perilaku mereka. Orang tua dengan pola asuh demokratis memberikan harapan yang jelas dan masuk akal kepada anak-anak mereka serta menjelaskan mengapa mereka mengharapkan anak-anak mereka berperilaku tertentu. Ortu juga memantau perilaku anak-anak mereka untuk memastikan mereka mengikuti aturan dan harapan. Mereka sering kali “mencoba melihat anak-anak mereka bersikap baik” dan memperkuat perilaku yang baik daripada berfokus pada hal yang buruk.
Dengan menjalankan gaya pengasuhan demokratis, bermanfaat mengembangkan rasa otonomi dan kemandirian karena anak dapat membuat keputusan sendiri serta mengutarakan pendapatnya. Hal ini membantu membangun kepercayaan diri dan harga diri pada anak-anak.
BACA JUGA:
Melansir laman Austin Moms, Rabu, 27 Maret, pola asuh demokratis membantu menciptakan lingkungan rumah yang lebih harmonis. Ini karena anak-anak diberi ruang mengutarakan pendapat, mengambil keputusan, merasa dihargai, dan dihormati. Ini juga mengurangi konflik sehingga menciptakan lingkungan rumah lebih positif.
Meski pakar merekomendasikan gaya pengasuhan demokratis, orang tua tetap perlu belajar dalam mengaplikasikannya sehari-hari. Terlebih, ortu perlu memiliki kesabaran dan pengertian yang tinggi. Ortu juga harus menetapkan batasan, harapan yang jelas, dan bisa berkompromi. Pola asuh demokratis juga perlu dilakukan secara konsisten, tidak menyerah pada tuntutan anak, dan tetap berkomunikasi secara terbuka.