Bagikan:

YOGYAKARTA – Anak yang keras kepala cenderung penuh tekad untuk mendapatkan keinginannya. Sesungguhnya, parents perlu sabar, tenang, berempati, dan stabil tanpa harus memberikan hukuman kalau mereka bersikeras dengan keinginannya. Misalnya, ukuran sepatu kekecilan dengan keras kepala ingin si buah hati pakai. Meskipun menyakitkan, mereka bertekad memakainya. Maka tak jarang situasi tersebut memicu konflik atau bahkan menguras kesabaran Anda. Nah, untuk berkompromi dengan anak yang keras kepala, berikut tipsnya.

1. Berikan pilihan

Anak dengan sifat keras kepala suka mengatur dirinya. Beri mereka banyak kesempatan memiliki otoritas atas hidup mereka sendiri. Kata pelatih parenting Holly Nordenberg, “Biarkan mereka membuat pilihan yang tidak penting dalam skema besar. Seperti apa yang akan dipakai, warna cangkir yang akan digunakan, atau ayunan mana yang mau ia mainkan.

tips berkompromi dengan anak yang keras kepala
Ilustrasi tips berkompromi dengan anak yang keras kepala (Freepik)

Pakar parenting Lorie Anderson dilansir Parents, Kamis, 21 Desember, sependapat dengan Nordenberg. Anda tidak bisa begitu saja menetapkan hukuman karena akan membuat mereka marah dan semakin menentang. Perlu parents ingat, kuncinya adalah memberikan opsi yang akan menghasilkan Keputusan terbaik. Misalnya, ketika cuaca luar berangin, berikan pilihan memakai sweater biru atau merah muda. Ini memberi kesempatan anak tetap memakai outer agar tetap hangat, hanya saja warnanya yang bisa ia pilih.

2. Berkompromi secara pelan

Terkadang keras kepala sebenarnya bukanlah sikap “keras kepala”. Misalnya, saat Anda meminta anak melakukan sesuatu tetapi mereka tidak melakukannya. Ini bisa karena mereka belum mempunyai keterampilan untuk melakukannya. Atau mungkin mereka kewalahan dengan lingkungan sekitar dan belum belajar cara mengatasi emosi tersebut.

tips berkompromi dengan anak yang keras kepala
Ilustrasi tips berkompromi dengan anak yang keras kepala (Freepik)

Kalau situasi di atas terjadi, tarik napas dalam-dalam untuk menunda emosi Anda meledak. Ajukan pertanyaan secara pelan dan cari tahu apa yang tersembunyi di balik perilaku mereka. Selain itu, usahakan bernegosiasi di waktu dan ruang yang tepat. Misalnya, anak menolak sikat gigi karena tergesa ke rumah temannya. Mungkin sebenarnya mereka hanya membutuhkan lebih banyak waktu dan pelatihan.

3. Tetapkan harapan

Meskipun Anda senang jika anak menjadi dirinya sendiri dan membuat pilihan sendiri, tetapi Anda perlu menetapkan beberapa aturan. Saran Anderson, cara termudah untuk menegakkan aturan adalah dengan menetapkan rutinitas. Misalnya kapan mengerjakan pekerjaan rumah, tidur, mengakses gawai, hingga bermain dengan teman sebayanya. Ketika mereka sudah terbiasa dengan rutinitas tersebut, mereka akan belajar memilih pilihan sendiri dan mandiri tanpa membuat Anda kehilangan kesabaran karena mereka keras kepala.

Menurut CDC, peraturan membantu menciptakan struktur dan meskipun anak-anak melanggar peraturan, penting untuk konsisten dengan konsekuensi atas apa yang dilanggar. Dengan mengenali rutinitas, batasan, dan aturan, mereka akan belajar sejauh mana meletakkan harapan atau ekspektasi.

4. Memberi contoh

Tanyakan pada diri Anda apakah Anda sudah memberi contoh yang baik pada anak-anak. Jika Anda merespons perilaku keras kepala anak dengan sikap keras kepala juga, kemungkinan besar anak hanya akan menurutinya tetapi tidak mengubahnya menjadi lebih bijak. Sebaliknya, akui perasaannya, pastikan ia tahu perasaannya penting dan valid, bantu ia menemukan Solusi, dan praktikkan teknik menenangkan mereka jika sesuatu tidak berjalan dengan keinginan.

“Dibutuhkan kesabaran dan konsistensi, namun keterampilan ini sangat berharga, bahkan di usia yang sangat muda,” kata Nordenberg.

5. Memastikan mereka aman

Beberapa anak harus belajar melalui pengalaman. Jadi meskipun Anda mencoba menghentikan anak Anda yang berkemauan keras, mereka mungkin akan tetap melakukannya. Pesan Anderson, sebagai orang tua harus memastikan mereka tidak terlalu tersakiti. Namun Anda tetap bisa membiarkan mereka belajar sambil memperhatikan mereka saat belajar dari pengalaman. Tambah Anderson lagi, berikan peringatan bukan arahan. Misalnya, saat hujan beri peringatan untuk memakai tudung kepala agar tidak basah.

Anak-anak keras kepala adalah anak yang tegas, bersemangat, dan tekun. Sikap mereka kadang menjadi tantangan. Namun dengan kesabaran dan konsistensi, akan membantu anak Anda yang keras kepala tumbuh menjadi anak yang tangguh, mandiri, dan berpikiran bebas.