Apakah Epilepsi Dapat Diobati? Simak Jawabannya di Sini
Ilustrasi Freepik/pengguna18526).

Bagikan:

YOGYAKARTA – Apakah epilepsi dapat diobati? Bagaimana pertolongan pertama epilepsi? Jawaban dari pertanyaan tersebut dapat disimak dalam ulasan berikut ini.

Epilepsi merupakan gangguan pada sistem sarat pusat yang bisa menyebabkan kejang berulang. Seseorang dapat dinyatakan mengidap epilepsi bila pernah mengalami kejang tanpa sebab hingga lebih dari satu kali dengan jangka waktu antar kejang di atas 24 jam.

Berdasarkan data Orgnisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah penderita epilepsi di dunia mencapai 50 juta orang. Sekitar 4-10 per 1000 penduduk mengalami epilepsi aktif dan memerlukan pengobatan.

Sementara berdasarkan laporan Kelompok Studi Epilepsi Perhimpupan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Pokdi Epilepsi PERDOSSI), pada tahun 2013 di 5 pulau terbesar di Indonesia terdapat 2.228 orang yang menderita epilepsi dan 21,3 persen di antaranya merupakan pasien baru.

Apakah Epilepsi Dapat Diobati?

Sebagian besar kasus epilepsi bisa diobati, sementara sebagiannya lagi tidak dapat bebas kejang kendati sudah mengonsumsi obat antiepilepsi.

Perlu diketahui, pengobatan epilepsi hanya bertujuan mencegah bangkitan, mengontrol bangkitan, dan memperbaiki kualitas hidup penderitanya.

Menyadur AI-Care, seseorang dengan epilepsi memerlukan pengobatan hingga 2 tahun bebas kejang. Umumnya, pederita epilepsi tidak mengalami bangkitan setelah mengonsumsi obat secara teratur.

Beberapa obat yang diberikan untuk terapi epilepsi memiliki efek samping seperti kelelahan, pusing, peningkatan berat badan, kemerahan pada kulit, gangguan koordinaasi, memori, dan kognitif.

Selain itu, obat antiepilepsi juga dapat memunculkan efek samping yang lebih berat, seperti depresi, pikiran mengakhiri hidup, alergi, inflamasi pada organ dalam.

Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengontrol bangkitan atau kejang:

  • Mengonsumsi obat antiepilepsi sesuai anjuran dokter.
  • Berkonsultasi dengan dokter sebelum mengganti obat.
  • Tidak berhenti konsumsi obat antiepilepsi sebelum berkonsultasi dengan dokter.

Selain konsumsi obat antiepilepsi, terapi lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi epilepsi adalah operasi epilepsi, stimulasi nervus bagus, dan diet keto.

Pada anak dengan epilepsi, mengontrol bangkitan dapat dilakukan dengan mengikuti diet tinggi lemak dan karbohidrat atau biasa disebut diet ketogenik.

Setelah menjalani diet ini selama beberapa waktu, anak bisa menghentikan diet ketogenik. Penting untuk memantau kondisi anak supaya tidak terjadi malnutrisi selama mengikuti diet ketogenik. Selain itu, perlu diwaspadai potensi dehidrasi, konstipasi, perlambatan pertumbuhan akibat difisiensi nutrisi, dan batu ginjal.

Bagaimana Pertolongan Pertama Epilepsi?

Bila Ada melihat seseorang penderita epilepsi mengalami kejang atau bangkitan, ada beberapa pertolongan pertama kejang yang dapat dilakukan, di antaranya:

  • Memindahkan penderita epilepsi ke tempat yang aman.
  • Berikan alas kepala, jika penderita epilepsi terbaring di lantai.
  • Kendurkan pakaian ketat di leher, seperti kerah atau dasi untuk membantu pernapasan.
  • Putar badannya ke samping setelah kejang berhenti.
  • Ketika sudah tidak kejang, termani orang orang tersebut dan ajak berkomunikasi hingga penderitanya menjadi tenang.
  • Perhatikan waktu kejang dimulai dan berakhir.
  • Bila penderita epilepsi menggunakan kursi roda, pasag rem dan biarkan sabuk pengaman tetap terpasang. Berikan dukungan yang berarti, lindungi kepalanya, namun jangan mencoba memindahkannya.
  • Jangan memasukkan apapun ke dalam penderita epilepsi yang sedang kejang, termasuk jari, dan jangan memberikan makan atau minum sapai benar-benar pulih.

Durasi kejang akibat epilepsi biasanya tak lebih dari 5 menit. Orang dengan epilepsi tidak selalu memerlukan ambulans atau pergi ke rumah sakit setiap kali mengalami bangkitan. Akan tetapi, bila durasi kejang lebih dari 5 menit, segera panggil bantuan medis agar penderita epilepsi mendapatkan pertolongan lebih lanjut.

Demikian informasi tentang apakah epilepsi dapat diobati. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan para pembaca setia VOI.ID.