Mengenal Self Validation dan Cara Penerapannya ke Diri Sendiri Agar Makin Berkembang
Ilustrasi validasi diri (Pixabay).jpg

Bagikan:

YOGYAKARTA – Mengenal self validation bisa dimulai dari pengakuan kepada diri sendiri atas pemikiran, pengalaman, serta perasaan. Self validation pada dasarnya membantu seseorang mennjaga kesehatan mental. Namun pengertian self validation tidak sesederhana itu. Agar self validation bisa diterapkan ke diri sendiri, pelajari pengertiannya lebih dulu.

Mengenal Self Validation

Self validation secara umum dipahami sebagai pengakuan dan penerimaan keadaan atas hal-hal yang ada di dalam diri kita, mulai dari pikiran, perasaan, keadaan, dan sebagainya. Tidak hanya mengakui, self validation juga menganggap bahwa apa yang ada pada diri sendiri menjadi sesuatu yang berharga.

Validasi diri bukan berarti Anda mencari pembenaran. Pasalnya, sering kali seseorang memiliki pikiran yang bertentangan dengan nilai yang dianut. Alih-alih menyalahkan diri sendiri atau menyangkalnya dengan keras, Anda bisa melakukan self validation dengan mengakui pikiran tersebut agar tidak menimbulkan perasaan kesal.

Sebagai contoh, saat dalam perjalanan ke kantor Anda melihat seseorang dengan kondisi yang membuat Anda menangis. Seorang kerabat kemudian mengatakan bahwa tangisan itu tidak pantas dilakukan. Alih-alih mengakui perasaan tersebut, Anda justru berpikir bahwa respon tangisan itu berlebihan dan membenarkan pendapat kerabat.

Sejak saat itu Anda mulai memendam emosi alami yang dimiliki. Sayangnya, emosi yang terpendam itu tidak selalui jadi hal yang baik. Bahkan berdampak pada ketidakpercayaan terhadap diri sendiri.

Seorang yang menyangkal perasaan, pengalaman, atau hal-hal lain dalam diri memicu anggapan bahwa semua itu jadi hal yang salah. Saat seseorang tak belajar mentoleransi perasaan mereka sendiri, mereka akan terus merasa waspada. Yang lebih parah, orang tersebut memilih untuk menghindari emosi agar tak perlu merasakannya. Dan proses itu terus berulang.

Dari situlah self validation penting dilakukan. Self validation secara umum bermanfaat untuk mengelola emosi dengan lebih baik serta membantu menenangkan diri sendiri. Tak hanya itu, seseorang yang mampu melakukan self validation akan dengan mudah memahami diri sendiri hingga mampi mengenali siapa sebenarnya Anda, serta menumbuhkan kebijaksanaan.

Cara Menerapkan Self Validation

Meski terdengar mudah, self validation membutuhkan latihan. Kebiasaan validasi diri perlu dibangun sedini mungkin sehingga Anda tidak kehilangan jati diri. Jika validasi diri berhasil dilakukan, Anda tidak akan membutuhkan validasi dari orang lain.

Sebenarnya ada banyak cara membangun kebiasaan self validation. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut, dikutip dari berbagai sumber.

  1. Akui Perasaan Anda

Anda harus mengakui bahwa perasaan yang sedang dialami bersifat alamiah, wajar, dan valid. Izinkan diri sendiri untuk merasakan beragam emosi.

  1. Mengakui Kepercayaan yang Diyakini

Hormati apa yang jadi kepercayaan Anda, dan libatkan kepercayaan tersebut saat mengambil keputusan penting. Langkah ini jadi salah satu bentuk validasi diri.

  1. Menerima Sekaligus Memaafkan Diri Sendiri

Ingatlah bahwa tak ada manusia sempurna. Pengalaman buruk yang telah dialami di masa lalu adalah hal yang patut diterima.

  1. Menerima Perasaan Tanpa Menghakimi

Anda boleh saja marah atas kondisi tertentu. Bahkan, orang lain pun akan marah jika berada dalam posisi Anda. Untuk meredakannya, Anda boleh meluangkan waktu untuk sendirian.

  1. Tak Perlu Membandingkan

Setiap orang diciptakan berbeda sehingga Anda tak perlu membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Anda adalah Anda, yang berbeda dari orang lain.

Selain membangun kebiasaan self validation, harus diyakini pula bahwa Anda tak perlu mencari pengakuan dari pengalaman orang lain. Keyakinan itu akan membantu Anda terus berkembang.

Selain terkait mengenal self validation, kunjungi VOI.ID untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.