5 Alasan Kenapa <i>Nggak</i> Perlu Mencari Pengakuan dari Pengalaman Orang Lain
Ilustrasi pengakuan diri atau validasi berkaitan dengan aktualisasi diri (Unsplash/Kirill Balobanov)

Bagikan:

JAKARTA – Mencari-cari pengakuan dari pengalaman orang lain disebut dengan validasi. Seseorang yang terbilang mandiri pun membutuhkan validasi. Hanya saja, mereka tahu betul kemampuannya sendiri tanpa harus diyakinkan dengan validasi dari orang lain.

Menurut Sherry Gaba, LSCW., psikoterapis berlisensi yang menangani depresi, trauma, dan kesemasan, validasi adalah bagian dari saling ketergantungan dan mengandalkan umpan balik serta dorongan dari orang lain di sekitar kita. Seseorang membutuhkan validasi diri, tetapi bukan melulu dari orang lain, menurut Karen Hall. Dengan memvalidasi diri, seseorang bisa kenal akan kemampuan dan mengakui pengalaman internalnya sendiri.

Meski kadang kita perlu menghargai pendapat orang lain, tetapi nggak perlu selalu mencari validasi. Mengapa? Ini alasannya.

1. Menghambat aktualisasi diri

Menurut Abraham Maslow dilansir Lifehack, Kamis, 17 Maret, aktualisasi diri merupakan kemampuan kita sendiri untuk menyadari potensi diri, mengembangkanya, dan memanfaatkannya. Aktualisasi diri juga merupakan landasan menuju pencapaian. Namun, aktualisasi diri didapatkan ketika kebutuhan dasar, baik material maupun psikologis, terpenuhi.

Kebutuhan dasar material meliputi sandang, pangan, papan, dan keamanan. Sedangkan kebutuhan psikologis didapat ketika punya rasa memiliki, cinta, dan harga diri yang sehat. Maka tak mengherankan, seseorang untuk mengembangkan aktualisasi diri membutuhkan ‘kepenuhan’ kebutuhan dasar psikologis sehingga rentan bergantung pada orang lain.

pengakuan diri
Ilustrasi pengakuan diri atau validasi berkaitan dengan aktualisasi diri (iStockphoto)

2. Melemahkan diri sendiri dalam menjalani hidup

Bergantung pada pengakuan untuk mengembangkan kemampuan membuat kita lemah dalam menjalani hidup. Sesekali memang diperlukan untuk verifikasi tepat atau tidaknya langkah yang dipilih. Tetapi ketika terus-menerus mencari persetujuan orang lain, justru membuka risiko mengalami kecemasan dan depresi. Pasalnya, bila tak dapat pengakuan maka merongrong perasaan dan tak bisa mengambil keputusan sendiri.

3. Tidak mengenali kebutuhan dasar

Apa yang dibutuhkan ketika punya tujuan tertentu perlu dikenali tanpa validasi dari orang lain. Di sini posisi belajar dan membuat kesalahan jadi penting. Oleh karena itu, belajar dari kesalahan bisa lebih membuat kita semakin mandiri dalam mengenali kebutuhan dasar tanpa harus selalu divalidasi dari pengalaman orang lain.

4. Harga diri lemah

Seseorang akan merasa berharga jika telah memenuhi kebutuhan dasar, oleh diri sendiri tentunya. Artinya tak perlu menjadi people pleasure untuk mendapatkan harga diri yang sehat. Anda bisa mengandalkan intuisi serta kemampuan dan potensi diri untuk mendapatkan capaian tertentu.

5. Kebahagiaan jadi bergantung pada orang lain

Memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri akan membantu mengidentifikasi apa yang dibutuhkan ketika menjalani kehidupan yang lebih bahagia. Artinya menjadikan aktualisasi diri sebagai bahan membangun pilar-pilar kebahagiaan tanpa bergantung pada pengakuan atau validasi dari pengalaman orang lain.