Kebiasaan Telanjang di Depan Kamera Dari Kacamata Medis, Bahayakah?
Ilustrasi foto selfie vulgar (Andrea Piacquadio/Pexels)

Bagikan:

JAKARTA - Selfie atau dikenal dengan istilah swafoto merupakan aktivitas memotret diri sendiri yang sekaligus dianggap sebagai ajang aktualisasi diri.

Masing-masing individu tentu memiliki cara tersendiri dalam mengekspresikan dirinya saat selfie. Salah satunya ada yang memiliki kebiasaan telanjang di depan kamera.

Lantas, apakah kebiasaaan ini berbahaya bagi kesehatan mental seseorang?

Perlu diketahui, ada dua kemungkinan seseorang melakukan kebiasaan telanjang di depan kamera.

Pertama karena hobi. Mengambil gambar dalam keadaan bugil terkadang dianggap sebagai ‘hiburan’ bagi dirinya sendiri. Muncul kepuasan tersendiri saat orang tersebut melihat hasil fotonya dalam keadaan telanjang.

Dr. Ruth Westheimer, seorang ahli terapi seks menjelaskan bahwa hal ini tergolong normal jika foto tersebut disimpan hanya untuk konsumsi pribadi dan tidak untuk dibagikan pada orang lain.

Namun, kebiasaan telanjang di depan kamera jadi meresahkan apabila pemilik foto memiliki niat menyebarkan foto sensual tersebut ke beberapa orang, apalagi sampai diunggah ke akun media sosial.

Menurut dr. Muhammad Ainul Rohman, kondisi ini termasuk ke dalam gangguan seksualitas dan menjadi kemungkinan kedua penyebab seseorang melakukan kebiasaan telanjang di depan kamera.

Gangguan seksual ini terdiri dari beberapa jenis. Untuk menentukan penyebab secara tepat, diperlukan wawancara medis yang mendetail guna menggali informasi, mengetahui riwayat penyakit, kondisi lingkungan, kebiasaan, maupun faktor-faktor yang lain.

Selain itu, dibutuhkan juga pemerikasaan fisik dan tes urine di laboratorium untuk dapat menyimpulkan diagnosis. Untuk mendiagnosis pun harus melibatkan tenaga profesional yang berkompeten dibidangnya.

Kelainan seksual ini tentu tidak bisa dianggap remeh sebab dapat mengakibatkan efek akut pada penderita. Yang mana, jika tidak ditangani secara cepat dan tepat bisa memicu terjadinya tindakan kriminal hingga dapat menjalar menjadi gangguan mental.

Untuk itu, seseorang perlu sadar penuh maksud dan tujuan dari melakukan kebiasaan telanjang di depan kamera. Apabila dilakukan untuk menuruti kepuasaan pribadi, maka hal ini tak jadi masalah berarti.

Tapi, jika dibarengi dengan hasrat untuk menunjukkan pada orang lain, maka sebaiknya segera hentikan kebiasaan buruk tersebut.

Anda dapat mencoba tanamkan dalam pikiran bahwa hal yang dilakukan tersebut salah, serta melakukan relaksasi dengan memasukkan pikiran positif.

Jika semua tindakan telah dilakukan namun tidak terjadi perubahan pada diri, maka satu-satunya cara yaitu segera mengunjungi dokter psikiatri untuk mendapatkan penanganan yang yang akurat.