JAKARTA - Ashanty sedang berjuang melawan COVID-19 saat ini. Setelah mengumumkan terpapar COVID-19, Ashanty, Aurel, Azriel, dan Arsy melakukan isolasi mandiri. Meskipun taat dengan protokol kesehatan, rupanya masih ada celah mereka tertular.
Sebelumnya, mengaku rutin melakukan tes PCR karena ada penyakit bawaan. Istri Anang Hermansyah itu tahu menderita autoimun sejak 2018 lalu. Seperti diketahui orang yang memiliki penyakit bawaan memiliki risiko lebih besar jika terpapar COVID-19.
Minggu, 14 Februari, Ashanty mengalami gejala meriang, flu, batuk, panas tinggi, dan sesak napas sebagai gejala awal. Selasa siang, Azriel mengunggah foto bundanya terbaring di tempat tidur dengan alat bantu pernafasan di hidungnya. Nampak Ashanty tertidur mengenakan jilbab hitam.
Di tengah perjuangannya, akun Instagram @ashanty_ash mengunggah ulang postingan tentang sosok kakeknya. Lewat insta story, Ashanty ingin memperkenalkan kembali perjuangan kakeknya.
"Tanah Rejang adalah tanah leluhur mereka dan kakek beliau Prof. Dr. H Abdullah Siddik merupakan penulis Buku Hukum adat rejang terbitan Balai pustaka pada tahun 1980 silam. Datuk Prof. Dr. H Abdullah Siddik., SH lahir di Muara Aman, Bengkulu pada 13 Juni 1913 ,berasal dari keluarga bangsawan keturunan raja" di tanah leluhurnya," unggah akun @rejanglebongterkini yang di repost Ashanty.
Keluarga Ashanty ternyata bukan dari kalangan orang biasa. Kakek Ashanty yaitu Prof. DR. KH Abdullah Siddik SH, yang merupakan seorang diplomat di masa pemerintahan Soekarno. Sang kakek juga kerap mendampingi Presiden Soekarno.
Datuk Prof. Dr. H Abdullah Siddik., SH lahir di Muara Aman, Bengkulu pada 13 Juni 1913. Beliau aktif di dalam Jong Islamietan Bond bersama Agus Salim. Abdullah Siddik pernah menjabat sebagai Ketua Pengadilan Tinggi Sumatera Selatan. Selain itu ia juga merangkap sebagai Mahkamah Tentara Republik Indonesia dengan Pangkat Kolonel.
Prof. Dr. H Abdullah Siddik., SH mulai mengawali karier menjadi diplomat pada tahun 1950-1960. Kariernya dimulai di Kairo Mesir, Manila Filipina. Selanjutnya ia menjadi Duta Besar luar biasa dan Menteri berkuasa penuh di Bangkok, Thailand memimpin delegasi Indonesia pada Konperensi UNECAFE (United Nations Economic Commission for Asia and Far East).
Kakek Ashanty juga juga pernah menjadi Duta Besar Indonesia di Rangoon Burma. Semoga semangat perjuangan Sang Kakek bisa menjadi penyemangat Ashanty untuk melawan COVID-19.