Ahli Ungkap Pencemaran Kimia di <i>Great Barrier Reef</i> Sebabkan Hewan Cacat hingga Mati
Ilustrasi. (Hanjoung Choi/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Sejumlah bahan kimia beracun yang mengkhawatirkan telah ditemukan di perairan Great Barrier Reef, Australia yang berada do Samudera Pasifik, sehingga populasi binatang di perairan tersebut terancam.

Zat keracunan seperti cat, perekat, antibiotik, dan ribuan bahan kimia lainnya menyebabkan kerusakan serius pada kehidupan laut, termask hewan-hewan yang ada di atas air maupun di bawah air di kawasan tersebut.

"Kami melihat peningkatan lebih banyak hewan yang benar-benar sakit. Kebanyakan pasien kami berasal dari Great Barrier Reef," kata Pendiri Pusat Rehabilitasi Penyu Cairns di Australia Jennie Gilbert, melansir Euronews.

Kura-kura menetas dengan cacat dan kelainan yang tidak dapat dijelaskan. Dia setuju dengan ahli toksikologi laut bahwa kontaminan adalah penyebabnya, saat mereka masuk ke habitat penyu laut. 

ilustrasi
Ilustrasi. (Daniel Pelaez Duque/Unsplash)

"Orang-orang memakai antibiotik, orang-orang memakai obat jantung, orang memakai diuretik dan semuanya pergi ke laut," kata Gilbert.

Sebuah laporan baru-baru ini oleh World Wide Fund for Nature (WWF) dan Griffith University menyerukan pemantauan yang lebih besar terhadap polutan di terumbu karang

Ahli ekologi kelautan sebelumnya telah menemukan obat jantung dan ginjal, cat anti-fouling dan sealant dalam darah lebih dari seribu penyu hijau pesisir. Secara keseluruhan, penyu memiliki 4.000 senyawa kimia berbeda di dalam tubuhnya.

Dr Jason van de Merwe dari Griffith University, ahli ekologi kelautan dan ekotoksikologi mengatakan, elemen yang paling mengkhawatirkan adalah zat yang tidak dapat diidentifikasi.

ilustrasi
Ilustrasi. (Wikimedia Commons/Ryan McMinds)

"Sangat penting bagi masyarakat untuk mengetahui potensi risiko kesehatan yang terkait dengan kontaminasi kimiawi pada habitat laut dan makanan laut," paparnya.

"Kami ingin melihat hal itu mencakup obat-obatan, logam berat, bahan kimia lain yang kami tahu sekarang terakumulasi," kata Dr Van De Merwe. 

Ia menambahkan, bahan kimia tersebut juga dapat terurai membentuk senyawa baru yang lebih beracun dari bahan kimia aslinya. 

"Kami hanya tahu sedikit tentang toksisitas bahan kimia ini sendiri dan tentang betapa berbahayanya mereka jika bercampur," pungkasnya.