Taklukkan Seperempat Dunia, Genghis Khan Meninggal karena Wabah Penyakit?
Monumen Genghis Khan di Hohhot, Mongolia, China. (Wikipedia Commons/Fanghong)

Bagikan:

JAKARTA - Menyebut namanya, siapa pun langsung terbayang dengan kehebatan salah satu penakluk yang paling menakutkan dalam sejarah dunia. Ia merupakan salah satu sosok pemimpin pasukan yang sukses, Genghis Khan.

Berbekal 100 ribu pasukan, Genghis Khan mampu membangun kerajaan yang kekuasaannya membentang dari Laut Jepang di Asia, hingga ke padang rumput Hongaria di Eropa. Berbanding terbalik dengan serangkaian kesuksesannya dalam melakukan penaklukan, akhir hayat penguasa asal Mongolia ini masih dipenuhi misteri. 

Legenda yang dituturkan dari generasi ke generasi menyebut ia tewas karena kehabisan darah setelah dikebiri. Lainnya menyebut ia tewas karena terkena panah beracun dalam pertempuran.

Namun, hasil studi terbaru yang dilakukan peneliti dari Flinders University belum lama ini, memberikan perspektif baru mengenai penyebab kematian Khan. Disebut meninggal dalam usia 65 tahun, Khan yang pernah menguasai seperempat dunia diduga meninggal karena tertular penyakit mematikan dalam kampanye penaklukan terakhirnya.  

Para peneliti menyebut, gejala yang dialami Khan sebelum meninggal, cocok dengan gejala penyakit Pes yang tengah mewabah di kawasan Eurasia ketika itu. Memang tidak bisa akurat 100 persen, karena belum pernah ada ilmuwan yang meneliti langsung jasad Khan, lantaran memang tidak pernah diketemukan. 

"Kami tidak bisa 100 persen yakin tentang penyebab kematian. Tapi kami dapat mengatakan bahwa skenario klinis ini jauh lebih realistis dan layak untuk dipertimbangkan secara historis, daripada hipotesis lain yang lebih dibuat-buat," kata penulis studi Dr Francesco Galassi dari Flinders University, Australia, kepada Live Science seperti dilansir The Sun.

Menurut para peneliti, keluarga dan pengikutnya diperintahkan untuk merahasiakan kematian Khan, agar kampanye penaklukan kekaisaran Xia Barat yang telah diperjuangkan selama 20 tahun, tidak gagal.

genghis khan
Patung lilin Genghis Khan dan sang istri Borte Khatun di Museum of the Genghis Khan Equestrian Monument Complex in Mongolia (Wikipedia Commons/CeeGee)

Dalam dekade berikutnya, teman dan musuh bangsa Mongol menyebarkan berbagai rumor tentang penyebab kematian Khan, sehingga sulit bagi sejarawan untuk memisahkan fakta dari fiksi.

Fokus dari penelitian kali ini adalah teks sejarah 'The History of Yuan' yang dibuat selama masa pemerintahan Dinasti Ming di China. Di dalamnya, Khan dikatakan terserang demam selama kampanyenya melawan Xia Barat, meninggal hanya delapan hari kemudian setelah terserang demam pada 18 Agustus hingga 25 Agustus 1227.

Dugaan penyakit

Sebelumnya, para ahli memperkirakan penguasa pembunuh itu terserang demam Tifoid. Namun, tim Dr Galassi menyoroti bahwa gejala penyakit lainnya, seperti sakit perut dan muntah, tidak disebutkan dalam teks tersebut. Sebaliknya, mereka berpendapat bahwa wabah Pes, penyakit yang lazim di antara pasukan Mongol pada saat itu, mungkin telah menghabisi Khan.

"Timbulnya penyakit penakluk, gejalanya, dan waktu singkat yang dibutuhkannya untuk mati semuanya mencerminkan kasus wabah. Di Eropa, sekitar 25 juta orang diperkirakan meninggal akibat wabah Pes pada abad ke-13 dan ke-14," kata para peneliti.

Para peneliti meyakini, legenda seputar kematian Khan kemungkinan besar ditemukan setelah kematiannya. Peneliti menyebut, kematian para raja dan kaisar di China yang lebih besar sering kali bercampur dengan mitos.

"Penyebab kematian yang luar biasa dan mengasyikkan dikaitkan dengan orang-orang yang luar biasa, ketika lebih masuk akal untuk mencari kondisi yang lebih umum, seperti penyakit menular. Secara umum, tidak ada cukup bukti untuk mendukung legenda ini," ungkapnya.

Lahir pada tahun 1162, Genghis Khan mendirikan dan memimpin kekaisaran Mongol yang legendaris. Di bawah Khan, tentara Mongol yang kejam berkembang pesat di seluruh Asia dan Eropa.

Taktik yang digunakan oleh Khan dan pasukannya sangat brutal. Setiap kali kota baru ditaklukkan, sebagian besar penduduk, termasuk wanita dan anak-anak, dihabisinya.

Para penyintas menjadi sasaran penjarahan, penyiksaan dan pemerkosaan. Beberapa digunakan sebagai perisai manusia di depan tentara Mongol selama serangan berikutnya.

Setelah menaklukkan suatu wilayah, Genghis Khan akan memilih wanita pertama untuk ditambahkan sebagai istrinya. Beberapa perkiraan menunjukkan dia menghamili lebih dari 1.000 wanita yang berbeda.

Bahkan dalam salah satu publikasi penelitian dalam International Journal of Infectious Diseases, para ilmuwan memperkirakan 1 dari 200 pria di seluruh dunia adalah keturunan langsung dari Genghis Khan. 

BERNAS Lainnya