Epidemiolog: Pandemi dan Prokes Bentuk Pembelajaran Wabah Sebelumnya
Ilustrasi (Foto: Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman menyatakan pandemi COVID-19 dan protokol kesehatan (prokes) merupakan bentuk pembelajaran dunia dari wabah penyakit yang pernah terjadi sebelumnya.

“Apa yang kita lakukan saat ini, juga akan berpengaruh ke depan. Oleh karena itu, ini menjadi dasar yang penting. Salah satu yang harus kita pelajari adalah masalah sejarah,”kata Dicky dalam Webinar “Revive Your Immune System In Ramadhan” yang diikuti secara daring di Jakarta, dilansir Antara, Rabu, 6 April.

Dicky menuturkan terjadinya wabah-wabah sebelum pandemi COVID-19, telah memberikan pelajaran yang sangat berarti pada manusia dalam menghadapi penyakit di masa depan.

Sebut saja, pentingnya memperhatikan indikator kematian dan imunitas dalam penanganan suatu wabah, ujarnya.

Dicky mengatakan pelajaran tersebut didapat saat dunia menghadapi wabah Justinian yang terjadi pada tahun 541 Masehi di mana sekitar 50 juta orang meninggal dunia akibat organisme bernama Yersinia Pestis penyebab penyakit pes.

Sedangkan sebagian orang terlindungi karena memiliki imunitas yang dapat membantu dirinya terhindar dari kematian meskipun pengetahuan akan penyakit di masa itu masih sangat minim.

“Itu memberi pesan pada kita saat ini jangan mengandalkan masalah atau membiarkan infeksi sehingga terjadi korban. Karena kalau bicara COVID-19 saat ini bukan hanya masalah kematian tapi ada yang disebut dengan Long Covid,” ucap dia.

Kemudian pada tahun 1353 dunia mengalami wabah hitam (Black Death). Saat terjadi wabah tersebut, masyarakat menerapkan sebuah sistem di mana harus ada sebuah pemisahan antara orang yang sakit dengan orang yang sehat. Bahkan orang yang sakit tidak diperkenankan untuk dikunjungi ataupun keluar dari rumah.

Artinya wabah hitam menyebabkan lahirnya sistem karantina di dalam masyarakat agar terhindar dari penularan sebuah virus. Meskipun pada saat itu setidaknya 75 juta orang dinyatakan meninggal.

Pada tahun 1796 terjadi wabah smallpox menyerang dunia. Smallpox saat itu dapat disembuhkan melalui vaksinasi, sehingga dunia menyadari bahwa pengembangan vaksin menjadi satu hal penting yang dapat membantu menyelesaikan suatu wabah.

Dicky juga mengatakan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan seperti air dan sanitasi merupakan perbaikan dalam perilaku masyarakat yang disadari melalui penularan kolera pada sekitar tahun 1817.

Menjaga kebersihan menjadi salah satu intervensi guna melindungi masyarakat dari tertularnya suatu virus yang mematikan. Dicky meminta dari seluruh sejarah wabah tersebut, masyarakat dapat memahami pentingnya disiplin protokol kesehatan serta vaksinasi.

“Saat ini ada 3T (testing, tracing dan treatment) ada 5M, itu adalah kunci-kunci yang sekarang diterapkan dan kita dapatkan dari sejarah,” kata Dicky.