Bagikan:

JAKARTA – Melalui video yang diunggah di Instagram, Baim menyatakan diri jadi korban penipuan berkedok malware yang dikirim memalui pesan WhastApp. Menurutnya peretasan data itu dilakukan oleh pelaku dengan memanfaatkan fitur WhatsApp guna mengekspolitasi kelengahan dan kebiasaan pengguna aplikasi yang kurang teliti dengan lalu lintas pesan yang masuk ke gadget pemiliknya.

“Baru-baru ini saya mengalami musibah. Saya menerima pesan WhatsApp dari nomor yang tidak saya kenal. Si pengirim mengaku sebagai kurir dan mengirim foto paket berupa file dan kebetulan saya juga sedang memesan barang via online. Saya tidak ngeh main klik aja karena ingin memastikan paketnya,” kata Baim saat dihubungi Jumat, 3 November.

Menurut Baim, dirinya sempat merasa ada yang aneh saat pesan tersebut di buka. Menurut dia, yang muncul ketika itu hanya tampilan loading file beberapa saat. Karena kesibukannnya, Dia mengaku tak mengubris kecurigaannya saat itu, dan melanjutkan kegiatan hariannya.

Namun, seminggu kemudian dirinya mengaku dikagetkan dengan beberapa notifikasi transfer bank antara rekening miliknya dengan rekening bank lain yang tidak dikenal. “Saya langsung menghubungi pihak Bank, dan memutuskan untuk memblokir rekening tersebut,” kata dia.

Baim rupanya tidak sendiran, Baim mencoba mencari berbagai informasi di dunia maya. Dirinya mengaku menemukan beberapa pemberitaan dan informasi kejadian yang mirip dengan modus pencurian data yang dialaminya.

“Ini yang ngeri sekali. Modusnya yaitu dengan memanfaatkan fitur pesan dengan file, ada juga yang mengirim notifikasi, promo, dan kode OTP lewat WhatsApp. Bahkan ada yang mengatasnamakan instansi pemerintah dengan mengirim file surat tilang elektronik yang ternyata itu malware dan sudah ada korbannya, rekeningnya terkuras sampai miliaran,” papar Baim.

Berangkat dari literasi tersebut, dan menjaga keamanan data dirinya mengambil inisiatif untuk segera memblokir semua rekening miliknya. Baim memeriksa semua aplikasi layanan keuangan milikinya dan melakukan pergantian password untuk semua aplikasi tersebut.

Mengacu kepada kejadian yang menimpanya, dirinya mengingatkan pemerintah dapat mengambil langkah terhadap maraknya model penipuan di WhatsApp dan mendorong masyarakat untuk terus berhati-hati saat mengirim, melihat, dan membuka pesan WhatsApp promo, notifikasi, OTP, pembaruan password dan lainnya.

“Temen temen berhati-hatilah menggunakan aplikasi pengiriman pesan seperti WhatsApp. Banyak pihak yang tidak bertanggung jawab menggunakan WhatsApp untuk melakukan aksi peretasan dan penipuan, yang berujung pada kerugian, baik materil maupun non-materil,” tutup Baim.