YOGYAKARTA – Kembali masuk sekolah setelah libur panjang atau setelah akhir pekan, wajar jika anak-anak merasakan cemas. Tidak hanya anak-anak, orang tua juga merasakannya. Orang tua dan anak mungkin mengharapkan suatu hal yang dapat dikontrol. Seperti mendapatkan teman sebaya yang cocok dan nilai baik. Bahkan anak-anak mungkin ragu dengan pekerjaan rumah yang sudah mereka kerjakan dengan susah payah.
Sebuah penelitian dari Nemours Childern’s Health pada tahun 2023, menemukan bahwa 86 persen anak usia sekolah melaporkan khawatir setidaknya beberapa kali dan satu dari tiga anak berusia 9-13 tahun khawatir setidaknya seminggu sekali. Psikiater Douglas Newton, MD., MPH., mendapat laporan dari pasiennya, bahwa 64 persen anak-anak khawatir saat kembali ke sekolah. Maka penting bagi orang tua menjadi support system untuk mengantisipasi kecemasan anak-anak dengan cara berikut ini.
1. Memulai rutinitas sekolah
Meskipun akhir pekan menyenangkan jika diisi bermain dan aktivitas lainnya, Anda perlu benar-benar mempersiapkan rutinitas anak sebelum kembali ke sekolah. Karena semakin dibiarkan bermalas-malasan pada liburan, maka rutinitas sekolah akan terlupakan dan membuat cemas saat mendekati hari masuk. Cara mengatasi kecemasan anak dengan memulai rutinitas sekolah, seperti membangunkan lebih awal. Mungkin perlu dilakukan secara bertahap supaya tidak mengejutkan anak.
2. Menyesuaikan dengan lingkungan sekolah
Untuk beberapa anak yang memiliki riwayat kecemasan dan penghindaran sekolah, akan sangat membantu untuk memperkenalkan kembali lingkungan sekolah dan lingkungan umum. Misalnya dengan berjalan-jalan sekitar sekolah, melihat kelas mereka, hingga bertemu guru mereka saat sedang persiapan tahun ajaran baru. Melansir Psychology Today, Minggu, buatlah jalan-jalan yang menyenangkan sehingga membantu mengurangi kegugupan di hari pertama.
3. Identifikasi jenis kekhawatiran
Usia seorang anak mendasari bagaimana mereka menangani kecemasan. Misalnya, remaja yang mengalami kecemasan sering bergulat dengan kekhawatiran tentang status sosialnya, takut dipermalukan, atau merasa di-notice oleh teman sebayanya. Memikirkan situasi sosial yang canggung dapat menjadi pemicu bagi mereka.
Anak-anak yang lebih kecil cenderung lebih khawatir berada jauh dari orang tua atau pengasuh, berfokus pada skenario “bagaimana-jika” yang dapat terjadi saat mereka berada di sekolah. Ingat, memiliki rasa takut dan cemas tentang sekolah tidak apa-apa dan sangat normal, dan Anda harus memastikan anak Anda tahu bahwa mereka tidak sendirian.
Apa pun kekhawatiran mereka, penting bagi orang tua untuk mengidentifikasi ketakutan tersebut dan mengakuinya sehingga dapat mengatasinya bersama, memberikan dukungan, memastikan yang ditargetkan.
4. Jujur dengan perasaan sendiri
Bagi orang tua yang mencemaskan anak menjelang masuk sekolah, juga perlu diatasi. Bicarakan pada anak tentang perasaan Anda sebagai orang tua. Bagikan cerita saat Anda merasa khawatir di sekolah, karena ini akan membuat Anda merasa lebih baik.
BACA JUGA:
5. Mencari bantuan profesional
Untuk beberapa anak, kecemasan seputar pergi ke sekolah mungkin memerlukan bantuan tambahan di luar support system-nya. Bagi orang tua, perlu mengingat bahwa tidak ada salahnya membutuhkan bantuan dari ahli kesehatan mental yang dapat memberikan bimbingan khusus dan dukungan. Seorang profesional dapat membantu mengidentifikasi dan mengatasi penyebab yang mendasari kekhawatiran anak Anda, membuat strategi manajemen yang disesuaikan, dan bahkan bekerja sama dengan sekolah untuk membantu keberhasilan anak.