YOGYAKARTA – Regulasi diri atau self-regulation adalah kemampuan untuk mengendalikan perilaku, emosi, dan pikiran seseorang dalam mengejar tujuan jangka panjang. Dikenal juga sebagai pengaturan diri yang mengacu pada kemampuan mengelola emosi dan dorongan yang mengganggu.
Regulasi diri juga berkaitan dengan bagaimana kemampuan seseorang untuk pulih dari kekecewaan dan bertindak dengan konsisten berdasarkan nilai-nilai yang dipegang. Nah, seseorang yang memiliki kecerdasar emosional, juga memiliki kemampuan pengaturan diri yang baik.
Cara mengembangkan regulasi diri
Kemampuan mengatur atau meregulasi diri berakar pada masa kanak-kanak. Dalam situasi ideal, balita yang suka membuat ulah tumbuh menjadi anak yang belajar mentolerir perasaan tidak nyaman tanpa mengamuk dan lebih mengendalikan dorongan untuk bertindak berdasarkan perasaan tidak nyaman. Seseorang yang dewasa mencerminkan kemampuan menghadapi ancaman emosional, sosial, dan kognitif di lingkungan dengan kesabaran dan kehati-hatian.
Menurut ahli mindfulness, Jon Kabat-Zinn, Ph.D. dilansir VerywellHealth, Selasa, 15 Agustus, dengan mindfulness kita bisa menumbuhkan kesadaran untuk memperhatikan situasi saat ini tanpa menghakimi. Untuk mengembangkan regulasi diri, Anda bisa melakukan berbagai cara. Diantaranya dengan latihan pernapasan terfokus, bersyukur, dan mindfulness yang memungkinkan kita memberi jarak antara diri kita dan reaksi kita. Dengan begitu, fokus akan terarah, perasaan tenang, dan rileks.
Selain cara di atas, mengembangkan regulasi diri bisa dilakukan dengan membingkai ulang kognitif. Strategi yang mengubah pola pikir ini, menilai atau menafsirkan ulang situasi untuk mengubah respons emosional terhadapnya.
Peneliti menemukan penilaian ulang kognitif dikaitkan dengan emosi positif sehari-hari, termasuk perasaan antusias, bahagia, puas, dan kegembiraan. Cara ketiga dalam mengembangkan regulasi diri, yaitu dengan penerimaan dan pemecahan masalah. Pakar menyarankan, sebaiknya tidak melakukan penghindaran, penekanan, dan mengkhawatirkan masalah tetapi menerima sehingga dapat memecahkan masalah secara fokus.
Alasan kenapa self-regulation itu penting
Seseorang yang punya kemampuan self-regulation, melibatkan jeda antara perasaan dan tindakan. Mereka meluangkan waktu untuk memikirkan semuanya, membuat rencana, dan menunggu dengan sabar.
Pengaturan diri bisa dilihat dari bagaimana cara seseorang menanggapi masalah dalam hidupnya. Misalnya dalam fase kanak-kanak, mereka membentak dan memkul anak lain karena mereka belum belajar keterampilan mengatur diri. Pada orang dewasa, pengaturan diri yang buruk berkaitan dengan kurang percaya diri, harga diri rendah, dan kesulitan menangani stres atau frustasi. Seringkali, situasi tersebut menyebabkan kemarahan atau kecemasan. Dalam kasus yang lebih parah, dapat menyebabkan seseorang didiagnosis dengan kondisi kesehatan mental.
BACA JUGA:
Seseorang yang memiliki kemampuan self-regulation, dapat menenangkan diri saat kesal, menghibur diri saat merasa jatuh, berkomunikasi secara terbuka, bertahan melalui masa-masa sulit, bertindak sesuai nilai-nilai yang mereka pegang, dan mampu beradaptasi dengan situasi. Dalam hal yang paling mendasar, pengaturan diri memungkinkan seseorang menjadi lebih tangguh dan bangkit dari kegagalan sambil tetap tenang di bawah tekanan.