Bagikan:

JAKARTA - Dogma Pictures mengadakan Gala Premiere dan Press Conference film Bangsatnya Cinta Pertama pada Kamis, 28 September di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta Selatan. Dalam perilisan film ini, seluruh kru hingga pemain ikut hadir dan menceritakan pengalaman mereka selama melaksanakan syuting. Berdasarkan informasi 80% proses syuting film ini dilaksanakan di Belanda tepatnya di Delft dan Leiden.

Menurut sutradara film ini, Eugene Panji, film Bangsatnya Cinta Pertama menjadi film dengan genre yang keluar dengan kebiasaan industri film akhir-akhir ini yang mengangkat genre horor. Sedangkan di film ini sendiri ialah film bergenre percintaan.

"Ya hari ini gala premier tentunya film Bangsatnya Cinta Pertama yang nantinya akan kita rilis oertama kali di bioskop tanggal 5 Oktober. Terus kemudian, ini genre yang mungkin keluar dari kebiasaan hari ini semuanya horor, kita mencoba memberi menu lain pecinta film Indonesia, lagi-lagi drama cinta rasanya selalu seru ya," ujar Eugene Panji di Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis, 28 September.

Melakukan syuting di Belanda ternyata bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Hal ini disampaikan langsung oleh produser dari film ini, Viska Inesta yang bercerita mengenai pengalaman mengurus visa seluruh kru dan juga pemain yang ternyata tidaklah mudah.

"Chellenge-nya lumayan banyak, salah satunya nih dari mulai menentukan kita harus ke Belanda, kesulitannya adalah apply visa, bukan cuma masalah kita bisa terbang atau nggak, tapi kuotanya dibatasi oleh pihak Eropa. Jadi sebelum kita apply ke Belanda, kita sempat apply juga ke Spanyol, Swiss, dan ternyata kita cuma dapat visa 2 minggu, which is kita syutingnya satu bulan," tutur Viska Inesta.

"Terus akhirnya yang paling harus dicoba berkali-kali adalah dengan membangun relasi dengan orang-orang yang bisa membantu kita secara surat menyurat, terus secara imigrasi, sehingga alhamdulillah ada teman-teman dari Temata dan Matahari Media juga yang membantu kita dari persuratan sih, jadi kita punya channel untuk bersurat KBRI Belanda ke KBRI Indonesia yang ada di Belanda," lanjutnya.

Agar tidak ada kesalahpahaman, Eugene mencoba menjelaskan bila kata-kata 'bangsat' di dalam judul fim ini bukanlah sebuah kata umpatan, melainkan sebuah ekspresi perasaan mengenai cerita cinta pertama di setiap karakter di film ini.

"Jadi kita bikin polling gitu, Bagaimana sih cinta pertama lo? Kita dari anak SMP sampai orang umur 70 tahun, begitu mereka cerita tentang cinta pertama nya tuh lugas banget, sedih banget, 'Wah cinta pertama gue bangsat banget', tapi kata 'bangsat' ini bukan umpatan ya. Jadi kayak like damn, senang juga bilangnya bangsat, kesel bilangnya juga bangsat, jadi kayak its not ambigu, tapi kayak ungkapan kayak perasaan yang you know journey cinta pertama itu stay in heart forever," sambung Eugene.