Bagikan:

YOGYAKARTA – Sikap responsif adalah keterampilan dalam menanggapi, memberikan perhatian, dan memberi suport yang ternyata memengaruhi kehidupan seksual dua orang yang berpasangan. Penelitian menunjukkan, sikap responsif ini juga juga bermanfaat untuk kesehatan mental, seperti mengurangi stres dan depresi.

Sikap responsif, menurut peneliti genetika dan psikologi Arash Emamzadeh, terkait dengan mengungkapkan ketertarikan, mengkomunikasikan pemahaman akurat, dan memberikan perhatian. Ketanggapan ini sangat penting dalam semua hubungan intim, tak hanya suami istri tetapi juga orang tua-anak. Responsif juga berkaitan dengan cara berkomunikasi, yang mana pasangna bisa saling memedulikan keselamatan, kesehatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan. Ketika seseorang secara konsisten bersikap responsif, pasangannya cenderung merasa aman dan terlindungi ketika menjadi rentan, mengekspresikan emosi yang mendalam, dan menerima dukungan.

Hal ini mengarah pada lebih banyak investasi dalam hubungan, koneksi lebih kuat, dan pengalaman kepuasan hubungan lebih tinggi. Manfaat lainnya adalah seks yang lebih baik. Daya tanggap ini merupakan suatu ‘pemanasan’ non-seksual yang dimulai di luar kamar tidur. Ini juga menciptakan lingkungan hubungan yang kondusif untuk memfasilitasi hasrat seksual.

meningkatkan kepuasan seksual hubungan berpasangan
Ilustrasi meningkatkan kepuasan seksual hubungan berpasangan (Freepik/master1305)

Bagi pasangan baru, sikap responsif mungkin sedikit sulit karena masih saling beradaptasi. Tetapi kalau dibiasakan secara konsisten, mungkin akan bisa melakukannya.

Ketika pasangan sensitif yang mengarah pada sikap responsif, maka termotivasi untuk memenuhi kebutuhan orang lain atau pasangannya di kamar tidur. Dengan begitu, hasrat seksual bisa terjaga dan lebih besar kemungkinan merasakan kepuasan hubungan.

Responsif secara seksual sangat bermanfaat saat rentan. Karena ini berfungsi sebagai pelindung hubungan, maka dampak buruk berkurang. Tetapi perlu dipahami, daya tanggap tidak selalu adaptif, kadang juga tidak sehat. Misalnya daya tanggap yang dianggap sebagai kewajiban, justru akan jauh dari sifat otonom. Maka sikap responsif penting dimaknai sebagai sikap positif sehingga berdampak selaras. Pesan Emamzadeh dalam ulasannya dilansir Psychology Today, Rabu, 13 September, bersikap responsif berarti mengekspresikan rasa ingin tahu dan minat, mengkomunikasikan pemahaman akurat tentang kebutuhan dan keinginan pasangan, serta memberikan perawatan yang efektif dan sensitif.