Waktu yang Tepat untuk Mengajari Anak Sikat Gigi, Boleh Lebih dari Dua Kali Sehari
Sikat Gigi (Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Memperkenalkan anak menyikat gigi sejak dini merupakan hal penting demi membentuk kebiasaan menyikat gigi termasuk sebelum tidur. Ketika anak sudah tumbuh gigi, maka orangtua atau orang dewasa di sekitarnya harus memperkenalkan menyikat gigi.

Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia drg. Usman Sumantri, MSc., membagikan waktu yang tepat memperkenalkan anak-anak untuk menyikat gigi, yaitu sejak mereka sudah bisa diajak bermain dan saat giginya sudah tumbuh.

"Kalau saya memperkenalkan sikat gigi itu justru saat anak sudah bisa main. Sekarang ada mainan-mainan dokter-dokteran itu sudah ada sikat giginya. Itu sudah memperkenalkan menyikat gigi," kata Usman dikutip dari ANTARA, Sealsa, 12 September.

Sikat gigi sebelum tidur penting untuk diajarkan demi menghindari plak tertinggal di gigi.

"Karena delapan jam itu sudah membentuk plak, apalagi kalau makan jenis-jenis permen, makanan yang gampang melekat itu harus betul-betul dihilangkan supaya tidak tertinggal," tutur Usman.

Dampak buruk malas menyikat gigi, semisal gigi berlubang ternyata bisa mengancam nyawa.

"Orang yang meninggal karena giginya berlubang, tidak dirawat bernanah, didiamkan bisa ke jantung, ginjal. Jadi menyebabkan kematian, indirect to death, tidak menjadikan kematian langsung," tutur dia sambil menyarankan orang-orang memeriksakan gigi ke dokter setidaknya enam bulan sekali.

Terkait gigi berlubang, Ketua Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia Prof. drg. Suryono, S.H., M.M., Ph.D., mengatakan dampaknya pada organ tubuh lain seperti jantung dan lainnya.

"Saat kondisi tubuh mengalami kelelahan atau imunitasnya menurun maka dia (kuman yang berasal dari gigi berlubang) akan menyebar mengikuti pembuluh darah, bisa ke jantung, ginjal," kata dia.

Studi menuturkan bahwa saat kondisi kebersihan mulut seseorang buruk maka akan memacu zat-zat inflamasi menyebabkan terjadinya kenaikan kadar gula darah. Namun, saat kadar gula darah bisa dikendalikan, maka kesehatan gigi dan mulut yang tadinya goyah maka bisa baik kembali baik.

Selain itu, masih berdasarkan studi, ada hubungan antara penyakit sistemik seperti diabetes melitus dengan kondisi kesehatan gigi dan mulut. Mereka yang kadar gulanya tinggi biasanya memiliki ciri salah satunya periodontitis yakni infeksi gusi yang merusak gigi, jaringan lunak dan tulang penyangga gigi.

Selain itu, aroma napas orang dengan kadar gula tinggi yakni seperti cairan pembersih kuteks.

Karena itu, Suryono mendukung gerakan menyikat gigi lebih dari dua kali dalam sehari karena menyertakan menyikat giginya usai makan siang. Dia membawa sikat gigi di kantongnya setiap bepergian.

"Saya setiap bepergian selalu bawa sikat gigi di kantong. Ini memang jadi kebiasaan yang harus masyarakat lakukan. Orang Jepang sehabis makan siang gosok gigi. Kalau di tempat kita, edukasinya sehari dua kali," kata dia.

Dia merujuk kajian yang pernah dia lakukan di salah satu pondok pesantren terkait kebiasaan menyikat gigi menemukan bahwa indeks radang gusi turun pada mereka yang rutin menyikat gigi sebelum wudhu atau sholat (lima kali sehari) dibandingkan partisipan yang menyikat gigi dua kali sehari yakni usai sarapan dan sebelum tidur.