Bagikan:

JAKARTA - Memasuki masa remaja, anak akan mengalami banyak perubahan mulai dari fisik hingga kematangan secara emosional. Pada tahapan perkembangan ini anak juga akan mengalami masa pencarian jati diri untuk lebih mengenal dirinya sendiri.

Apa Itu Krisis Identitas?

Sebelum mulai mengenal tentang krisis identitas, mari pahami terlebih dahulu apa itu identitas. Identitas adalah pengertian atau pengenalan individu tentang dirinya sendiri atau jati diri. Pembentukan identitas memerlukan pengembangan emosi dan penerimaan karakteristik unik untuk masing-masing individu. Sedangkan krisis adalah masalah akut yang memerlukan penyelesaian atau solusi dalam waktu cepat. 

Faktor Penyebab Krisis Identitas Remaja

Masa remaja dengan range usia 12-17 tahun sering mengalami krisis identitas. Hal ini disebabkan karena masa remaja sering mengalami pengembangan fisik, kemampuan emosional, dan juga psikologis. 

Beberapa faktor yang dapat memengaruhi kemampuan psikologis dari remaja antara lain:

  • Proses pembelajaran atau fungsi level kognitif
  • Pengalaman
  • Interaksi dengan lingkungan atau individu lain
  • Kejadian-kejadian penting dalam kehidupan yang terjadi di masa remaja

Sehingga, dari keempat faktor di atas, remaja akan mulai menganalisis dan bertanya-tanya, siapa dirinya yang sebenarnya.

Selain merupakan bagian dari perkembangan masa remaja, menurut dr. Benita Kurniadi, Tim Dokter Ai-Care, mengatakan bahwa krisis identitas juga dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti;

  • Kehilangan orang yang dicintai
  • Berpindah tempat atau rumah
  • Mengalami kejadian traumatik
  • Memiliki penyakit tertentu
(Cottonbro Studio/Pexels)

Apa Saja Gejala Krisis Identitas?

Krisis identitas remaja biasanya ditandai dengan gejala-gejala seperti;

  • Sering mempertanyakan diri sendiri
  • Sering mengalami konflik personal tentang siapakah dirinya sendiri atau perannya dalam masyarakat
  • Selalu ingin mencari maksud, tujuan hidup, alasan, atau passion dalam kehidupan

Yang perlu diingat yaitu, krisis identitas bukan merupakan masalah psikologis. Namun, krisis identitas yang tidak ditangani atau berlanjut dalam waktu lama akan mengakibatkan penurunan kesehatan mental. Gangguan mental yang paling sering terjadi akibat krisis identitas yang berkelanjutan adalah depresi. 

Adapun tanda-tanda depresi pada remaja bisa dilihat dari rasa kehilangan minat dan ketertarikan akan hal-hal yang biasa dinikmati atau disukai. Kehilangan perasaan bahagia atau hilang harapan, sering kelelahan, mudah tersinggung, hilang nafsu makan atau turun berat badan, dan gangguan konsentrasi, penurunan energi motivasi,serta gangguan tidur.

Cara Mengatasi Krisis Identitas di Masa Remaja?

1. Mengeksplorasi diri sendiri

Gunakan waktu untuk melihat diri sendiri, dengan mengenali apa yang disukai, apa yang tidak disukai, dan jati diri.

2. Cari kesenangan diri

Hal ini mencakup cari kesenangan yang bisa membuat diri sendiri bahagia, misalnya olahraga, berpergian, atau berkumpul bersama dengan orang tercinta. 

3. Abaikan penilaian dari orang sekitar

Cobalah untuk mengabaikan judgment atau penilaian orang di sekitar Anda yang mungkin dapat mengganggu perasaan dan pikiran Anda.

4. Cari support system

Support system merupakan individu yang memberikan dukungan, rasa hormat dan perhatian kepada sesama individu lainnya. Temukan support system atau grup pendukungan Anda. Berada di lingkungan yang menyokong Anda, dapat membantu Anda mengenali diri sendiri.

5. Cari pertolongan ahli

Jika Anda mengalami  krisis identitas yang berlanjut dalam waktu lama hingga menunjukkan tanda-tanda depresi, maka bersegeralah dapatkan pertolongan dari ahli.

Bagi orang tua yang anaknya sedang mengalami krisis identitas, jangan lupa untuk terus dukung anak Anda melalui masa-masa penting ini.