JAKARTA - Anak usia remaja pada dasarnya bersifat impulsif secara verbal. Itu karena otak mereka yang sedang berkembang, kurang dipandu oleh logika dan lebih banyak diarahkan oleh emosi. Namun, hal ini tidak berarti mereka boleh mendapat kebebasan untuk membalas perkataan dan berperilaku tidak sopan.
Penelitian menunjukkan bahwa remaja yang kasar kemungkinan besar akan tumbuh menjadi orang dewasa yang berperangai kasar. Jadi, penting mengajari anak Anda cara mengatasi amarah tanpa membalas, memutar mata, atau membanting pintu.
Selain mengajari anak, cara Anda merespon bantahannya pun perlu diperhatikan. Berikut VOI bagikan cara menghadapi perilaku remaja yang suka membantah, dilansir dari Very Well Family, Rabu, 8 November.
Tetapkan Aturan yang Menekankan Rasa Hormat
Buat aturan yang memperjelas perilaku mana yang dapat diterima dan mana yang tidak dapat ditoleransi. Meski ada orang tua yang tak mempermasalahkan tingkah anak yang suka membanting pintu saat kesal. Namun tak sedikit yang mempermasalahkan hal tersebut. Perjelas bahwa perilaku tertentu, seperti menjelek-jelekkan, mengancam, dan merendahkan, akan menimbulkan konsekuensi negatif.
Penting bagi orang tua, wali, dan pengasuh mencontohkan perilaku ini juga. Penelitian menunjukkan bahwa membentak, meneriaki, dan bentuk disiplin verbal kasar lainnya dari orang tua dapat menimbulkan masalah tingkah laku dan gejala depresi pada anak, terutama remaja usia 13 hingga 14 tahun.
Tetap Tenang
Berteriak pada remaja atau berdebat dengannya hanya akan memperburuk situasi. Jadi, meski anak berbicara tak sopan, cobalah untuk tetap tenang. Tarik napas dalam-dalam, menjauh, atau ucapkan sebuah kata penenang berulang kali di kepala Anda. Lakukan apa pun untuk mencegah amarah menguasai diri.
Abaikan Upaya untuk Menarik Perhatian Anda
Membantah sering kali berasal dari keinginan remaja untuk berhenti melakukan sesuatu yang tidak ingin mereka lakukan. Lagi pula, semakin lama anak bisa membuat Anda terlibat dalam pertengkaran, semakin lama pula mereka menunda melakukan apa yang Anda minta.
Jika Anda terpancing dan terlibat pertengkaran, mereka akan menunda mengikuti arahan Anda. Jadi terkadang, mengabaikan perilaku anak merupakan tindakan terbaik. Jika Anda mengabaikan perilaku tersebut, kemungkinan besar anak akan berhenti. Dan Anda dapat kembali ke jalur yang benar untuk memastikan anak mengikuti arahan Anda.
Jangan Menyerah
Alasan lain remaja membantah yaitu karena mereka pikir bisa membuat orang tua berubah pikiran. Apa pun yang Anda lakukan, jangan menyerah ketika anak berperilaku tidak sopan. Jika menyerah, Anda akan memperkuat perilaku tidak sopan dan anak akan belajar bahwa ini cara efektif mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Jangan biarkan anak membuat Anda merasa bersalah sehingga berubah pikiran setelah Anda mengatakan tidak. Bahkan jika anak mengatakan Anda adalah orang tua terburuk di dunia, atau mencoba meyakinkan Anda bahwa Anda menghancurkan hidupnya, tetap berpegang pada aturan yang Anda buat.
Tawarkan Satu Peringatan
Jika anak remaja menolak mengikuti arahan yang Anda berikan atau dia terus berperilaku tidak sopan, berikan peringatan. Beri tahu mereka apa konsekuensinya jika mereka terus melakukannya. Jangan ulangi peringatan itu berulang kali. Sebaliknya, berikan satu peringatan dan tindak lanjuti konsekuensinya jika mereka tidak mengubah perilaku.
BACA JUGA:
Tindak lanjuti dengan Konsekuensi
Jika anak remaja melanggar aturan dengan langsung memanggil Anda dengan sebutan tertentu atau tidak mengubah perilakunya setelah Anda memberinya peringatan. Terapkan konsekuensinya. Hapus hak istimewa atau tetapkan tanggung jawab tambahan bila diperlukan.
Selesaikan Masalah Bersama
Jika membantah telah menjadi masalah umum di rumah, gunakan kesempatan ini sebagai cara mengajarkan anak keterampilan memecahkan masalah. Tunggu sampai semua tenang, lalu kerja samalah mengatasi masalah tersebut.
Duduk dan diskusikan kekhawatiran Anda tentang kurangnya rasa hormat. Ajak anak menawarkan ide dan strategi tentang cara mengatasi perilaku ini. Perjelas bahwa Anda ingin semua orang di rumah berperilaku hormat satu sama lain.
Tunjukkan bahwa Anda juga bersedia melakukan perubahan. Misal, jika anak mengatakan bahwa mereka membantah karena Anda selalu menyuruhnya membersihkan kamar ketika dia sedang menonton acara favoritnya, bekerja samalah dalam mencari solusi.
Dengan rencana yang proaktif dan konsisten, perilaku tidak sopan pada remaja bisa diatasi dengan baik. Mempelajari cara berinteraksi dengan orang lain tanpa bersikap kasar adalah keterampilan hidup penting yang akan bermanfaat bagi anak remaja di masa depan.