8 Masalah Terkait Perilaku Anak serta Solusi Menghadapinya
Ilustrasi (Stephen Andrews/Pexels)

Bagikan:

JAKARTA - Apakah saat ini Anda merasa sedang berjuang menghadapi si kecil yang mulai banyak tingkah mengejutkan? Jangan khawatir, Ayah Bunda. Memang, ada masalah perilaku anak khusus yang umum terjadi saat dia mencapai umur tertentu. Dan, cara Anda merespon masalah perilaku anak memainkan peran utama dalam menentukan kemungkinan si kecil mengulangi perilaku tersebut atau tidak. Apa saja masalah perilaku yang umum dilakukan anak? Berikut paparan serta solusi mengatasinya.

Berbohong

Dilansir dari Very Well Family, Jumat, 13 Oktober, ada tiga alasan utama mengapa anak berbohong yaitu, mendapatkan perhatian, menghindari masalah, dan merasa lebih baik tentang dirinya sendiri. Membedakan alasan kebohongan dapat membantu Anda menentukan tindakan terbaik.

Saat memergoki anak sedang berbohong, tanyakan, "Itukah yang sebenarnya terjadi atau yang kamu harapkan terjadi?" Berikan anak Anda konsekuensi ekstra karena berbohong. Tekankan pentingnya kejujuran dengan membuat aturan untuk selalu berkata jujur. Jangan segan memuji anak ketika mengatakan kebenaran, apalagi ketika kebenaran itu dapat membuat dia mendapat masalah. 

Membangkang

Apakah anak mengabaikan Anda ketika disuruh membereskan mainannya atau berkata "Tidak!" ketika disuruh berhenti membenturkan mainan ke lantai? Ini merupakan ciri anak membangkan dan pembangkangan adalah perilaku yang sulit diatasi. Namun ada masanya anak bertingkah seperti ini.

Ketika anak membangkang, berikan kalimat peringatan. Misal, katakan, "Kalau kamu membereskan mainanmu, kamu bisa menonton TV."

Jika anak tidak mematuhi peringatan tersebut, berikan konsekuensinya. Dengan konsistensi, anak akan belajar mendengarkan saat pertama kali Anda berbicara.

Terlalu Banyak Screen Time

Masalah umum lainnya dalam perilaku anak adalah penolakan terhadap batasan waktu pemakaian perangkat. Terlalu banyak waktu menatap layar tidaklah sehat.

Tetapkan aturan yang jelas untuk waktu pemakaian perangkat. Jika anak jadi terlalu bergantung pada perangkat elektronik untuk mendapatkan hiburan, kurangi waktu pemakaian perangkat lebih lama lagi.

Singkirkan barang elektronik ketika anak melanggar peraturan dan jadilah teladan yang baik. Pertimbangkan untuk melakukan detoksifikasi digital secara berkala di dalam rumah guna memastikan bahwa setiap orang dapat beraktivitas tanpa perangkat.

Masalah Terkait Makanan

Anda mungkin menghadapi anak yang suka memilih makanan. Atau bisa juga dengan anak yang selalu lapar setiap 10 menit, bahkan menyelinapkan makanan pada waktu yang tidak diperbolehkan. Masalah perilaku yang berhubungan dengan makanan dapat menyebabkan masalah citra tubuh, jadi penting menanganinya dengan hati-hati.

Berusahalah secara proaktif membantu anak mengembangkan sikap sehat terhadap makanan. Jelaskan bahwa makanan dimaksudkan sebagai bahan bakar bagi tubuh, bukan untuk menghiburnya saat dia sedih atau bosan.

Hindari mengatakan hal-hal seperti "sayuran itu sehat". Anak-anak cenderung menganggap makanan sehat itu rasanya tidak enak. Sebaliknya, bicarakan betapa lezatnya sayuran dan makanan bergizi lainnya. Sajikan satu makanan seimbang yang sehat tiap hari dan batasi ngemil.

Perilaku Tidak Hormat

Memanggil nama, melempar barang, dan mengejek Anda hanyalah beberapa dari masalah perilaku umum yang menunjukkan rasa tidak hormat. Jika perilaku tidak sopan tidak ditangani dengan tepat, hal ini bisa berdampak lebih buruk seiring berjalannya waktu.

Jika niat anak untuk mendapatkan perhatian, mengabaikannya bisa menjadi tindakan terbaik. Tunjukkan pada anak bahwa menjulurkan lidah kepada Anda tidak menghasilkan reaksi yang dicari.

Jika anak memanggil Anda dengan sebutan nama, misalnya, bicaralah dengan tegas dan tenang kepadanya tentang penggunaan kata-kata yang baik. Jelaskan bahwa Anda tidak akan mengizinkan dia menggunakan bahasa tersebut di rumah.

Merengek

Merengek bisa menjadi kebiasaan buruk, terutama jika rengekan membantu anak mendapatkan apa yang diinginkannya. Penting menghentikan rengekan anak sebelum menjadi masalah yang lebih besar.

Tindakan pertama yang baik adalah mengabaikan rengekan tersebut. Tunjukkan pada anak bahwa merengek tidak akan membuat Anda berubah pikiran. Berikan perhatian positif saat dia berhenti merengek.

Selain itu, ajari anak cara yang lebih tepat untuk mengatasi emosi tidak nyaman, seperti kekecewaan. Tunjukkan padanya bahwa mengatakan, "Saya sedih kita tidak bisa pergi ke taman bermain hari ini," akan memberinya perasaan yang jauh lebih baik daripada berulang kali mengeluh tentang betapa tidak adilnya Anda tidak mengajak dia bermain di luar saat hujan.

Agresif

Perilaku agresif bisa dilihat dari kebiasaannya melempar barang saat sedang stres. Atau bisa juga memukul saudaranya saat dia marah karena situasi lain. Ada juga anak menjadi agresif karena dia tidak tahu cara menangani perasaannya dengan baik. Pun ada yang perfeksionis dan mudah putus asa setiap kali segala sesuatu tidak berjalan sesuai rencana.

Berikan anak konsekuensi langsung atas tindakan agresif apapun yang dilakukan anak. Hindari hukuman fisik. Ambil hak istimewanya dan gunakan ganti rugi untuk membantu anak menebus kesalahan jika dia menyakiti seseorang. Jika agresif tidak membaik seiring berjalannya waktu, carilah bantuan profesional.

Tantrum

Tantrum paling sering terjadi pada balita dan anak prasekolah. Namun masalah ini dapat berlanjut hingga ke sekolah dasar jika tidak ditangani dengan cepat. Mengabaikan perilaku anak saat dia sedang tantrum bisa jadi cara terbaik mengatasinya.

Ajari anak bahwa menghentakkan kaki, berteriak, atau menjatuhkan diri ke lantai tidak membuat anak mendapatkan apa yang dia inginkan. Penting juga menunjukkan kepada si kecil cara yang lebih baik dan efektif dalam mengekspresikan keinginan dan memenuhi keinginan tersebut.