Bagikan:

YOGYAKARTA - Anak yang kesulitan menulis saat baru awal belajar merupakan hal yang wajar. Namun apabila si kecil tidak kunjung bisa menulis dengan lancar atau terus-menerus mengalami kesulitan menulis, maka bisa jadi mengalami disgrafia. Namun belum banyak orang tua yang mengenal disgrafia pada anak. 

Membangun kecakapan menulis pada anak memang jadi parenting yang membutuhkan kesabaran dan ketelatenan. Namun ada beberapa anak yang memiliki masalah disgrafia atau kesulitan dalam menulis. Jika kondisi ini dibiarkan maka akan menghambat proses belajar si kecil hingga mengganggu kegiatan akademiknya. Oleh karena itu orang tua perlu mengetahui apa itu disgrafia pada anak.

Mengenal Disgrafia pada Anak

Disgrafia adalah gangguan belajar ketika kurangnya kemampuan menulis pada anak. Kondisi ini akan menyebabkan anak kesulitan dalam berbicara menulis, seperti menulis kata, menyalin tulisan, memikirkan kata-kata yang akan ditulis, tulisan sulit dibaca, dan lainnya. 

Disgrafia bukan termasuk sebagai masalah gangguan mental. Melainkan disgrafia adalah masalah pada fungsi otak yang berperan dalam menggerakkan keterampilan motorik halus anak untuk menulis. Para pengidap disgrafia mengalami kesulitan dalam menyelaraskan antara pikiran dan gerakan otot tangan ketika menulis. 

Kebanyakan masalah disgrafia dialami oleh anak-anak. Namun kondisi ini juga bisa terjadi pada orang dewasa. Anak dengan masalah disgrafia seringkali dianggap sebagai siswa yang malas dan ceroboh karena tulisan tangannya tidak rapi.

Secara sekilas memang disgrafia hampir sama dengan disleksia, karena penderita disleksia terkadang juga mengalami gangguan dalam kecakapan menulis dan mengeja. Faktanya, anak saja bisa mengalami disleksia dan disgrafia secara bersamaan.

Tanda-Tanda Disgrafia pada Anak

Ciri paling umum yang mudah dilihat dari anak pengidap disgrafia adalah tulisan tangan yang tidak jelas dan sulit dibaca. Meski begitu bukan berarti semua anak yang tulisan tangannya buruk adalah penderita disgrafia.

Berikut ini sejumlah tanda yang dapat mengindikasikan seorang anak mengalami masalah disgrafia:

  • membantu saat menyalin tulisan
  • Cara memegang alat tulis yang tidak nyaman, seperti terlalu menyempit atau terlalu keras sehingga menimbulkan kram tangan
  • Keliru dalam penulisan huruf dan pengejaan
  • Cenderung lambat saat menulis karena kesulitan
  • Posisi tubuh atau tangan tidak selaras ketika sedang menulis
  • Mencampur huruf sambung dan memisahkan saat menulis
  • Menulis dilakukan sambil mengeja atau melafalkan kalimat yang ditulis
  • Ukuran dan spasi antara kata yang tidak rapi atau tidak beraturan
  • Hasil tulisan masih kekurangan huruf atau kata dalam kalimat
  • tidak bisa membayangkan kata yang ingin ditulis
  • Memperhatikan tangan saat atau sambil menulis
  • fokus untuk berkonsentrasi saat menulis
  • Sering menghapus tulisan ketika menulis

Faktor Resiko Anak Mengalami Disgrafia

Disgrafia muncul ketika anak mengalami masalah pada sistem saraf yang berfungsi mengatur kemampuan motorik halus untuk menulis. Namun belum diketahui secara pasti apa penyebab disgrafia. Meski demikian, ada beberapa kemungkinan atau risiko yang dapat memicu timbulnya gangguan belajar ini.

  • Anak penderita ADHD
  • Anak yang memiliki masalah belajar lain seperti disleksia
  • Anak mengalami keterlambatan bicara
  • Anak yang hiperaktif
  • Ada riwayat disgrafia di keluarga

Lantaran disgrafia termasuk dalam kelainan saraf, maka tidak menutup kemungkinan juga jika masalah ini terjadi karena cedera otak. 

Demikianlah ulasan mengenal disgrafia pada anak dan gejala atau tanda-tandanya. Sebagai orang tua, Anda menggigit penting untuk terus mendampingi proses tumbuh kembang anak agar bisa berjalan secara maksimal bagi dari segi kemampuan motorik kasar dan motorik halusnya. 

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI . Kamu menghadirkan terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.