Bagikan:

JAKARTA - Keputusan Denny Sumargo untuk melaporkan DJ Verny Hasan ke pihak kepolisian dirasa tepat. Setidaknya hal ini disetujui oleh Meiske, ibu Denny Sumargo yang merasa kesal dengan klaim terbaru DJ Verny Hasan.

10 tahun berlalu, DJ Verny Hasan meminta Denny Sumargo untuk tes DNA ulang terkait anak perempuannya. Verny berkilah, saat itu tes DNA dilakukan dengan dokter dan rumah sakit pilihan Denny Sumargo.

Denny Sumargo menyambut permintaan tes DNA tersebut, namun kali ini ia juga melaporkan DJ Verny Hasan atas pencemaran nama baik. Denny menganggap DJ Verny mempertanyakan kredibilitas rumah sakit yang menjadi tempat mereka tes DNA dulu.

“Mama tuh marah karena tahu masalahnya, dari saksi, tahu rumah sakit, ngambilnya juga benar. Namanya orang tua mungkin seorang ibu kalau ngelihat anaknya susah, udah gak mikir dirinya,” katanya.

“Kerugian saya sudah terlalu banyak. Berapa banyak? Nama kamu hancur sehancur tidak bisa mengganti kerugian saya dan mama saya. Berapa banyak air mata saya dan mama saya yang sudah keluar dan tidak terganti,” kata Denny Sumargo.

Meiske menyebut pada kasus pertama, ia dan Denny Sumargo awalnya ingin melaporkan Verny. Akan tetapi, untuk kali ini keluarga mereka tidak bisa tinggal diam terutama hal ini sudah merugikan keduanya.

“Saat itu sebenarnya saya mau lapor karena pencemaran nama baik. Tapi saya sebagai seorang ibu, single mom, anaknya dari suami satu masih kecil, saya berpikir otak sehat, kasian kalau saya tuntut,” kata Meiske melansir Intens Investigasi.

“Tapi dia bikin lagi jadi ini gak boleh. Harus lapor. Kalau wanita yang waras sebagai ibu, dia tidak akan berbuat ini karena dia punya anak,” katanya.

Meiske melanjutkan, ia pun setuju anaknya membuat laporan alih-alih membiarkan kasus seperti yang pertama. Menurutnya, Denny Sumargo tidak menghamili anak orang dan isu tersebut sudah diketahui Olivia, istri Denny jauh sebelum mereka menikah.

“Saat ko Densu pulang dari Singapura, malam ketemu sama mama, dia tanya “Mak, gimana? Kita mau lapor?” saya bilang “Harus!” kata Meiske.

“Setiap permasalahan yang kalau rasa kita benar kenapa kita harus takut. Kalau ditantang, dia jual kita beli. Kalau mengakui salah itu gentleman, tapi kalau benar kenapa mundur,” lanjut Meiske.