Bagikan:

JAKARTA - Rio Wibowo atau lebih dikenal dengan nama Rio Motret telah menanggalkan jabatannya sebagai visual director Miss Universe Indonesia (MUID). Ia menilai ada permasalahan saat sesi body checking atau pemeriksaan tubuh para finalis.

Rio Motret mengatakan bahwa body checking dalam ajang kecantikan sebagai sesuatu yang wajar. Namun, ia menilai apa yang dilakukan MUID tak wajar dan berbeda dari ajang kecantikan lain.

“Di sebuah kontes kecantikan, body check itu wajar, tapi setahu saya di ajang lain itu dilakukan di ruangan tertutup rapat dan dilakukan oleh orang yg kompeten dan sesama jenis, misal orang medis dan jenis kelamin sama. Dan tidak dilakukan rame2 dan ditonton banyak orang dengan jenis kelamin berbeda,” kata Rio Motret di Senopati, Jakarta Selatan pada Senin, 7 Agustus.

Berdasarkan pengalamannya selama satu dekade terlibat dalam ajang kecantikan, Rio mempermasalahkan body checking yang dilakukan MUID, terlebih para finalis harus difoto dalam keadaan hampir bugil.

“Karena saya di dunia beauty pageant ini kan udah lebih dari 10 tahun. Saya belum pernah dengar ada kasus orang ditelanjangi dan difoto,” kata Rio Motret.

“Anda sendiri baru dengar kan ada ajang yang memotret bagian tubuh cewek pada saat telanjang,” sambungnya.

Menurut Rio, body checking bertujuan untuk melihat kondisi tubuh para finalis. Hal tersebut dilakukan agar para finalis bisa tampil dengan maksimal. Namun, ia mempermasalahkan prosedur body checking di MUID yang mengharuskan finalis membuka bra.

“Di beauty pageant, sebenarnya body checking untuk melihat apakah mungkin ada bagian tubuh tertentu yang cacat atau yang luka atau segala macam, yang nantinya mungkin bisa ditutup dengan foundation atau apa gitu. Tapi aku belum pernah denger ada aturan harus membuka bra,” tuturnya.

Ketika ditanya lebih lanjut mengenai sosok yang bertanggung jawab membuat prosedur body checking dan memerintahkan untuk memotret finalis dalam keadaan telanjang, Rio Motret mengaku tidak tahu-menahu

“Kalau untuk hal-hal seperti itu kami nggak tau itu perintah dari siapa, karena di dalam organisasi ini banyak orang orang yang merasa dirinya punya kuasa,” pungkas Rio Motret.