JAKARTA - Jourdy Pranata dan Anggika Bolsterli beradu akting dalam film terbaru produksi MVP Pictures yang berjudul Dear Jo: Almost Is Never Enough. Keduanya menjalani syuting di dua negara, Indonesia dan Azerbaijan.
Bukan hanya meminjam Azerbaijan sebagai lokasi syuting, baik Jourdy maupun Anggika dituntut untuk berakting menggunakan bahasa yang dipakai masyarakat Azerbaijan.
“Jadi kita ada guru pengajar bahasa Azerbaijan. Dia orang asli sana. Kita di sana reading juga, dan kita diajarkan juga oleh mereka,” ungkap Anggika Bolsterli saat ditemui di Epicentrum, Jakarta Selatan pada Rabu, 2 Agustus.
Selama dua minggu proses reading, para aktor harus belajar bahasa Azerbaijan dalam empat hari secara intensif demi menghafal dialog dalam naskah. Selain bahasa, Jourdy Pranata mengatakan bahwa proses syuting yang berlangsung selama dua minggu di Azerbaijan cukup menantang. Pasalnya, syuting dilakukan di musim dingin, sehingga suhu di sana relatif rendah.
“Kita syuting di sana dua mingguan, cuaca di sana winter dan berangin. Jadi, beberapa dialog akan kelihatan kalau kita menggigil, muka merah dan kelihatan blush-nya,” ujar Jourdy Pranata.
BACA JUGA:
Anggika Bolsterli juga mengaku ada kesulitan ketika syuting di Azerbaijan. Sulit baginya untuk fokus menghafal dialog dan berakting di cuaca dingin.
“Ada kesulitannya juga, karena kita harus jaga mood kita di tengah cuaca dingin, harus fokus sama dialog. Itu jadi tantangan tersendiri bagi kita,” ucap Anggika.
Namun begitu, Jourdy Pranata dan Anggika Bolsterli mengakui indahnya lokasi syuting di Azerbaijan. Jourdy menyebut pengalaman berakting di sana sebagai perjalanan yang tak terlupakan
“Benar sih kata Pak Monty bilang, bakal jadi pengalaman luar biasa, nggak bisa dilupakan. Kita pakai triple jaket nggak mempan. Cuma, keindahan di sana luar biasa, kayak CGI,” pungkas Jourdy Pranata.