JAKARTA - Lahir di Indonesia 25 tahun lalu, Emir Mahira sempat lama menetap di luar negeri. Ketika masih duduk di bangku SMP, ia harus ikut ayahnya yang bekerja di luar negeri.
Setelah menyelesaikan pendidikan tinggi di Kanada, Emir pun kembali ke tanah air dan menyambung kariernya sebagai aktor, pekerjaan yang pernah ia jalani sewaktu kecil.
Namun begitu, Emir mengaku ada momen-momen dirinya terkejut saat kembali ke Indonesia. Kebiasaan yang dijalankan saat di luar negeri, membuatnya mengalami culture shock saat kembali ke Jakarta.
“Banget ya (ngerasa culture shock). Yang syoknya itu macet. Macet itu sesuatu banget, pahala itu, jadi sabar,” kata Emir Mahira seraya tertawa saat ditemui di Senayan Park, Jakarta Pusat pada Selasa, 13 Juni.
Tidak hanya macet, Emir mengaku heran ketika melihat masyarakat Indonesia menggunakan eskalator. Ia merasa cara di Indonesia berbeda dari Kanada, tempatnya menempuh pendidikan tinggi.
“Satu lagi, naik eskalator. Aku kan kuliah di Kanada ya, kiri itu untuk orang-orang yang nggak mau jalan, kanan yang mau jalan. Jadi jelas, kalau mau cepat ke atas ke kanan, kalau mau sabar ke kiri,” kata Emir.
BACA JUGA:
“Di sini, kita selang-seling. Kalau ada orang pacaran harus samping-sampingan kan. Jadi ya hal kecil itu lah,” lanjutnya.
Meninggalkan Indonesia selama 10 tahun, butuh kurang lebih setahun bagi Emir Mahira bisa menyesuaikan diri ketika kembali. Saat ini, ia justru merasa lebih nyaman berada di tanah kelahirannya.
“Kira-kira setahun aku mulai menemukan frekuensinya. Karena aku juga jauh dari teman-temanku yang di Kanada kan, aku juga udah nggak punya teman di sini. Akhirnya aku bisa lagi, justru lebih nyaman di sini,” pungkas Emir Mahira.