YOGYAKARTA – Dalam kehidupan berpasangan, hasrat seksual tak selalu sama. Kadang pasangan Anda sedang memiliki hasrat, tetapi Anda lelah setelah bekerja. Situasi ini bukan masalah, tetapi bagaimana cara merespons ternyata diteliti oleh penelitian dan menunjukkan hasil positif ketika Anda berupaya menyenangkan pasangan dalam aspek seksual.
Mengutip pemaparan professor psikologi, David Ludden, Ph.D., dilansir Psychology Today, Senin, 17 April, setelah melewati hari yang panjang dan menghabiskan waktu berdua bersama pasangan, saat pasangan mulai menyentuh dan ingin bercinta, ada tiga pilihan yang umum dipikirkan. Pertama, memberitahu dengan jujur bahwa Anda sedang tidak mood bercinta. Kedua, mengikuti saja meski tidak mood dan tidak akan menikmati alur bercinta. Ketiga, mengikuti saja meski tidak mood dan siapa tahu pasangan membuat Anda bersemangat sehingga bisa menemukan kesenangan berdua.
Melalui ketiga pilihan yang dipikirkan di atas, penelitian menunjukkan hal positif merujuk dari pilihan ketiga. Ketiga respons tersebut di atas, mungkin tidak sepenuhnya benar. Karena situasi mungkin berbeda. Namun, tanggapan nomer tiga, berarti Anda bersecia memenuhi kebutuhan pasangan Anda tetapi juga memperhatikan kebutuhan Anda sendiri.
Dalam artikel di Journal of Social and Personal Relationship, mengeksplorasi manfaat menempatkan kebutuhan seksual pasangan Anda di atas kebutuhan Anda sendiri. Secara eksklusif merekrut 122 pasangan dengan usia 19-67 tahun dan lama hubungan 2-48 tahun. Setiap hari selama 21 hari, setiap pasangan menerima email yang berisi survey dan diminta diisi sebelum tidur. Mereka diminta menjawab serangkaian pertanyaan untuk menyelidiki kepuasan hubungan, suasana hati positif dan negatif, serta hasrat seksual.
Sejumlah pasangan menjawab “Selama berhubungan seks, tidak mungkin memenuhi kebutuhan sendiri jika itu bertentangan dengan kebutuhan pasangan saya.” Akhirnya para peneliti mengukur hubungan seksual yang berfokus pada pasangan, hubungan seksual yang berfokus pada diri sendiri, dan kepuasan seksual.
Hasil pertama menunjukkan, menyenangkan pasangan adalah setengah dari kesenangan Anda. Dengan kata lain, keitka Anda berusaha memenuhi kebutuhan pasangan Anda, pada gilirannya pasangan Anda berusaha memenuhi kebutuhan Anda. Maka terbangun kepuasan seksual dan hubungan.
BACA JUGA:
Kedua, mengorbankan kebutuhan Anda untuk pasangan belum tentu berefek signifikan pada kepuasan hubungan. Karena ternyata peserta penelitian melaporkan ketika selalu memenuhi kebutuhan pasangan tanpa menimbang kebutuhan personal, tidak ada perubahan dalam kepuasan. Singkatnya, pengorbanan tidak berharga kalau kebutuhan personal diabaikan.
Ludden menerangkan, hubungan yang sehat selalu melibatkan memberi dan menerima. Cinta memang perlu pengorbanan, tetapi bagus juga untuk sedikit egois. Artinya, setiap orang berpasangan perlu berkomunikasi secara asertif merujuk kebutuhan masing-masing. Meski saling memenuhi kebutuhan pasangannya, jangan takut memberi tahu pasangan Anda tentang apa yang Anda butuhkan.