YOGYAKARTA – Bagi pasangan berkomitmen, semakin banyak berciuman ternyata banyak manfaatnya. Manfaat berciuman tak hanya berhenti di kamar tidur saja, tetapi juga menghilangkan stress dan kecemasan hingga meningkatkan ikatan dengna pasangan.
Saat berciuman, tubuh Anda menurunkan kadar kortisol, yaitu hormon yang bertanggung jawab untuk mengelola stres yang juga penanda depresi. Lebih dari itu, trifecta dari hormon kebahagiaan, yaitu oksitosin, serotonin, dan dopamin, dilepaskan saat Anda memberi atau berciuman.
Pelepasan oksitosin juga mengurangi kecemasan. Artinya jika lebih sedikit merasakan cemas akan tumbuh perasaan sehat dan rileks. Melansir Flo, Rabu, 29 Maret, oksitosin juga mendorong ikatan dan kepercayaan. Semakin banyak oksitosin, semakin Anda merasa percaya, rileks, dan terhubung. Perasaan ini pada gilirannya mengarah pada hubungan lebih lama dan memuaskan.
Kalau berkaitan dengan kehidupan seks, berciuman adalah semacam tes lakmus potensi pasangan menentukan apakah suatu hubungan berkembang atau tidak. Mereka yang memberikan ciuman yang baik, jauh lebih mungkin dianggap layak. Sedangkan ciuman yang bruuk, biasanya dipandang sebagai pemecah kesepakatan. Semakin banyak berciuman yang Anda dan pasangan lakukan, maka semakin besar gairah seksualnya.
Jika Anda mengalami dorongan seks yang rendah dan kurangnya keinginan untuk berhubungan seks, mungkin perasaan itu membaik dengan berciuman, jika itu cara yang Anda dan pasangan setujui. Karena ciuman yang baik bisa menimbulkan gairah, yang bisa berujung pada seks. Peningkatan gairah seksual juga dapat meningkatkan harga diri karena berciuman mengurangi kortisol, yang pada gilirannya meningkatkan kepercayaan diri.
BACA JUGA:
Selain di atas, berciuman menurunkan tekanan darah, meredakan sakit kepala, dan bahkan mengurangi gatal-gatal serta tanda-tanda reaksi alergi lainnya. Mengingat semua manfaat berciuman yang mengesankan, berciuman saat berhubungan seks tampaknya hampir merupakan kesimpulan yang sudah pasti. Tetap saja, preferensi pribadi dan tingkat kenyamanan semua faktor dalam memutuskan apakah akan berciuman saat berhubungan seks atau tidak.