Bagikan:

JAKARTA - Pertaruhan antara SM Entertainment dengan pendirinya, Lee Soo Man terus berkembang. Lee Sung Su selaku CEO SM Entertainment merilis video terbaru berisi klaim tentang SM Entertainment dan Lee Soo Man.

Ia menyebut video yang diunggah di kanal pribadinya adalah bagian pertama dari rangkaian video yang akan ia unggah. Hal ini menyangkut dengan HYBE Labels yang membeli saham terbesar SM Entertainment milik Lee Soo Man.

Beberapa poin disampaikan Lee Sung Su, mulai dari dugaan perusahaan baru demi keuntungan hingga rencana comeback aespa yang ditunda lantaran perlakuan Lee Soo Man.

Buat Kontrak Terpisah

Melansir pernyataan Lee Sung Su, Lee Soo Man mendirikan perusahaan internasional, CTP (CT Planning Limited) di Hong Kong dengan 1 juta dolar seperti ia mendirikan Like Planning. Dengan perusahan itu, distribusi musik untuk WayV, SuperM, dan aespa berubah mengarah ke label China dan Amerika Serikat.

Biasanya keuntungan dibagikan antara SM dengan label terlebih dahulu kemudian perusahaan Like Planning yang membawahi distribusi ini. Namun Lee Soo Man membuat kontrak terpisah yang menyatakan ia harus menerima keuntungan 6 persen sebelum keuntungan dibagi antara SM dan label terkait.

Lee Sung Su menduga Lee Soo Man melakukan ini untuk menghindari Layanan Pajak Nasional Korea. CTP dibuat untuk ekspansi ke luar negeri namun tetap menerima keuntungan dari produksi. CTP dan Like Planning adalah dua perusahaa yang berbeda.

Permintaan Dukungan dari Artis SM

Lee Sung Su menuding Lee Soo Man meminta karyawan atau eksekutif di SM Entertainment yang dekat dengannya untuk membuat pernyataan sebagai berikut:

  • Karyawan dan artis SM Entertainment membutuhkan Lee Soo Man
  • Seluruh album dan artis yang dipromosikan di luar negeri harus menandatangani kontrak dengan CTP atau SM harus membuat kontrak dengan Lee Soo Man di Korea
  • SM Entertainment mengalami penurunan keuntungan pada kuartal pertama agar perusahaan dianggap tidak untung tanpa Lee Soo Man
  • Album yang sudah diproduksi pada Desember (untuk dirilis Februari-Maret) ditunda perilisannya ke bulan April

Minta Keuntungan hingga 70 tahun

Lee Sung Su menjelaskan salah satu poin dalam kontrak Lee Soo Man dengan SM Entertainment adalah Lee Soo Man diharuskan menerima 6 persen penjualan dari album yang sudah dirilis selama 70 tahun serta 3 persen penjualan manajemen dari 2023 untuk tiga tahun meskipun kontrak Lee Soo Man dan SM Entertainment sudah berakhir.

“Meski dia berhenti menjadi produser, SM harus membayar Lee Soo Man 6 persen keuntungan artis untuk 70 tahun. Saya malu bertemu dengan karyawan, artis, dan seluruh investor SM,” kata Lee Sung Su dalam video tersebut.

Tunda Comeback aespa

Aespa disebut Lee Sung Su berencana comeback pada 20 Februari dengan konser pertama mereka yang digelar pada 25 dan 26 Februari. Namun comeback ini ditunda karena kegigihan Lee Soo Man dalam produksi lagu.

Lee Soo Man meminta tim A&R dan produser Yoo Young Jin untuk menambahkan lirik tentang tree planting (menanam pohon), sustainability (keberlanjutan), at least one degree lower (penurunan satu derajat), coexistence (koeksistensi), greenism (kehijauan) dalam lirik single utama mereka.

Konsep menanam pohon merupakan salah satu rencana Lee Soo Man yang lain. Ia ingin membuat "smart entertainment city" dalam sebuah festival K-pop dengan tujuan mempromosikan menanam pohon dan sistem berkelanjutan. Lee Sung Su menyebut festival yang dimaksud berhubungan dengan kasino dan legalitas penggunaan ganja.

“Aespa yang punya konsep tentang dunia konseptual diminta untuk menyanyikan lagu dengan lirik tentang menanam pohon. Para member aespa marah bahkan sampai menangis,” kata Lee Sung Su.

Konsep ini sangat jauh dari konsep aespa sehingga Lee Sung Su memutuskan untuk menunda comeback aespa dan sedang mempersiapkan lagu baru. Hal ini terlihat dalam beberapa video yang dibagikan aespa di mana mereka akan menampilkan lagu baru dalam konser perdana.