YOGYAKARTA – Bersikap pasif atau tidak berinisiatif dalam menyelesaikan tanggung jawab, tentu menimbulkan konflik. Apalagi jika terjadi dalam hubungan percintaan atau rumah tangga yang membutuhkan peran kemitraan dalam relasi yang harmonis.
Robert Taibbi, LSCW., psikolog klinis, menemukan banyak sekali pasangan yang mengeluh karena suami atau kekasihnya tidak pernah berinisiatif. Mereka cenderung pasif dalam melakukan pekerjaan berat, pekerjaan rumah, dan tidak bekerja sama sebagai satu tim. Berikut dilansir Psychology Today, Minggu, 5 Februari, alasan kenapa pria cenderung pasif dan tak berinisiatif menurut penelusuran Taibbi selama bertahun-tahun.
1. Berpikir terlalu tradisional
Tak sedikit pria berpikiran kalau sudah bekerja keras sepanjang hari, maka ketika pulang ke rumah ingin bersantai. Seringkali sikap ini ditiru dari orang tua mereka dan tertanam dalam budaya keluarga atau etnis di mana satu pasangan bertanggung jawab atas seluruh bagian dalam rumah dan biasanya pria berurusan dengan bagian luar seperti dunia kerja, mobil, halaman. Atau terkadang, mereka tumbuh dalam keluarga di mana laki-laki dan anak laki-laki dimanjakan begitu saja, dan perempuan melakukan pekerjaan berat.
2. Merasa dikritik, disingkirkan, dan menyerah
Alasan kedua kenapa pria bersikap pasif, karena setiap kali melangkah dan memulai sesuatu menemui penolakan atau kritik. Dengan begitu mereka merasa diatur dan berhenti mencoba. Bahkan tak hanya pria, setiap orang berkemungkinan mengadopsi sikap ‘baik lakukan dengan caramu’ ketika selalu dikritik dan ditolak.
3. Hubungannya tidak seimbang
Hubungan yang tidak seimbang, berangkat dari pola pikir sehingga memengaruhi tindakan. Ketika seseorang tidak mendapatkan yang ia butuhkan, seperti kasih sayang, perhatian, maka akan menarik diri dan memeriksa diri. Lantas masing-masing pihak saling menunggu yang lain bergerak dan relasi keduanya jadi tak harmonis.
4. Takut akan konflik
Penyebab lain seorang pria bersikap pasif adalah karena cemas akan mamicu konflik. Misalnya, ketika menginisiasi suatu gagasan, akan membuat pasangannya marah atau tidak bahagia, memicu pertengkaran, makanya mereka memilih menahan diri.
BACA JUGA:
Meskipun pria seperti itu sering terlihat lebih proaktif dalam pekerjaan, sebenarnya tidak; kecemasan yang sama hadir. Mereka tidak memulai tetapi menghindari konflik dengan hanya melakukan apa yang diperintahkan oleh orang-orang di atas mereka.
5. Mengalami gangguan perhatian atau ADHD
ADHD (attention deficit disorder) memiliki gejala umum, seperti penundaan, lupa, memulai sesuatu tetapi tidak menyelesaikannya. Akibatnya, pasangan mereka merasa pria tersebut tidak bisa diandalkan. Nah, untuk mengubah pola seperti ini, perilaku penuh fokus perlu mendasari.
Sama seperti alasan kenapa pria bersikap pasif di atas dan yang terakhir ini, kedua pasangan perlu saling berkomunikasi sehingga mengetahui kebutuhan yang perlu dipenuhi. Sehingga ketika saling kritik, atau ragu-ragu, dapat sama-sama mengambil sikap tepat untuk mencegah konflik karena kurang aktif mengambil keputusan.