Hal yang Perlu Orang Tua Ketahui Tentang Masturbasi pada Anak Usia Remaja
Ilustrasi (Cottonbro/Pexels)

Bagikan:

JAKARTA - Sempatkah Anda bertanya dalam hati apakah anak remaja Anda pernah melakukan masturbasi? Menurut The American Academy of Pediatrics, masturbasi pada anak remaja tergolong normal sebab ini merupakan masanya melakukan eksplorasi pada tubuhnya sendiri.

Saat remaja mengalami pubertas, rasa ingin tahu tentang perkembangan tubuhnya jadi lebih besar. Dia juga cenderung sering melakukan eksplorasi terkait perubahan tubuh tersebut dan bagaimana fungsinya.

Hasil penelitian sebuah studi mengutip Very Well Family, Rabu, 1 Februari, menjelaskan bahwa 80 persen remaja laki-laki dan 48 persen remaja perempuan. Usia 14-17 tahun mengaku pernah melakukan mastubasi. Sebagian besar remaja ini melakukan masturbasi secara diam-diam dengan frekuensi yang bervariasi. Ada yang hanya beberapa kali setahun, ada juga yang satu hingga tiga kali per hari. Dokter anak menjelaskan bahwa frekuensi masturbasi remaja per individu dapat berubah sesuai variasi perasaan seksual dan rasa ingin tahu dari waktu ke waktu.

Mengingat fakta ini, para ahli menyarankan pada orang tua untuk tidak segan membicarakan tentang masturbasi saat berdiskusi terkait seks dengan anak. Tak perlu membahasnya panjang lebar, cukup yakinkan anak bahwa Anda peduli padanya dan tak perlu malu menghadapi fase tumbuh kembang secara seksual. Hal terpenting yang tak boleh ketinggalan yaitu sampaikan padanya Anda tidak akan mengganggu privasinya.

Sangat penting diketahui anak remaja Anda bahwa menjelajahi tubuhnya sendiri merupakan hal normal dan itu bukan aktivitas memalukan. Bisa jadi sulit bagi anak untuk mau terbuka pada Anda saat ditanyakan terkait masturbasi. Namun, tidak ada alasan bagi Anda selaku orang tua untuk meminta atau menekan anak memberi tahu segalanya pada Anda.

Sebagai orang tua, ada beberapa masalah masturbasi yang harus diwaspadai seperti;

Perundungan: Jika anak mengalami perundungan oleh teman sebayanya terkait masturbasi. Dukung dia dan sampaikan bahwa setiap pelanggaran privasi merupakan tindak kejahatan dan dia (pihak yang dirundung) tak bersalah atas apapun.

Cedera fisik: Meski jarang terjadi, benda yang digunakan untuk merangsang vagina maupun penis bisa tersangkut saat masturbasi. Jika timbul kecurigaan kalau anak Anda kesakitan di area genital, coba tanyakan padanya dan tawarkan bantuan untuk menghubungi tim medis.

Mengalami hambatan sosial: Remaja dengan gangguan perilaku kerap masturbasi berlebih atau melakukannya di depan umum. Apabila remaja Anda memiliki kecenderungan seperti ini, carikan bantuan dokter. Terapi perilaku dan pengobatan diperlukan dalam mengobati perilaku menyimpang ini.

Masturbasi berlebihan atau kecanduan masturbasi: Anak-anak yang telah dilecehkan secara seksual dapat melakukan masturbasi secara berlebihan, menjadi candu melakukan masturbasi atau aktivitas seks lainnya, atau bertingkah laku secara seksual.