YOGYAKARTA – Setiap orang tua mengharapkan putra-putrinya mendapatkan kesuksesan di masa depan. Apapun bidang yang ditekuni, keterampilan dasar perlu dimiliki remaja untuk mendukung masa depannya. Selain mendapatkan pekerjaan dan penghasilan yang baik, mereka juga perlu mengetahui bagaimana mendapatkan kebahagiaannya. Lantas bagaimana mewujudkannya?
Melansir Harvard Health, Minggu, 29 Januari, keterampilan yang dimiliki remaja bukan melulu berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler. Tetapi lebih banyak pada keterampilan dasar yang membantu menavigasi tantangan hidup. Keterampilan tersebut meliputi penjelasan berikut ini.
1. Membuat perencanaan
Tatkala anak-anak masih kecil, mungkin orang tua atau pengasuhnya yang membuat perencanaan untuk mereka. Tetapi ketika mereka beranjak remaja, mereka perlu melakukannya sendiri. Maka ajarkan tentang perencanaan yang sederhana. Misalnya merencanakan waktu atau merencanakan uang saku untuk ditabung atau dibelanjakan berdasarkan kebutuhan mereka.
Dua contoh di atas, menggambarkan rencana jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendek mengacu tugas-tugas mereka di rumah sebelum beraktivitas. Sedangkan jangka panjang, ajarkan cara membuat perencanaan tentang sebulan, setahun, atau rencana pendidikan yang mereka inginkan.
2. Fokus
Gawai pintar dan teknologi bisa menjadi satu aspek distraktif pada segala usia, termasuk bagi remaja. Artinya, penting untuk mengatur fokus, batasan waktu, batasan reaksi serta interaksi terhadap sosial media, dan strategi untuk mengelola waktu.
3. Kontrol diri
Di sinilah pentingnya memperhatikan reaksi Anda sendiri terhadap situasi. Kontrol diri adalah tentang bagaimana mengendalikan diri terhadap perasaan yang dirasakan, cara menenangkan diri, dan perilaku mereka yang bisa memengaruhi orang lain. Pada intinya, mereka perlu belajar tentang kesadaran diri dan bagaimana merespons secara tepat atas situasi yang dialami.
4. Kesadaran
Seorang remaja bisa sangat berkesadaran, tetapi sebagian besar berada di dunia mereka sendiri. Maka orang tua perlu membantu anak-anak remajanya untuk belajar lebih dari itu. Cobalah bicara tentang peristiwa terkini dan bagaimana peristiwa tersebut memengaruhi orang. Mereka mungkin memiliki perspektif yang khas. Tetapi tetap perlu dibimbing agar tetap berkembang dan berguna tak hanya bagi dirinya sendiri, tetapi bagi keluarga, orang terdekat, dan masyarakat.
BACA JUGA:
5. Fleksibilitas
Dinamika hidup tak pernah terduga. Seseorang bisa terlempar naik tinggi sekali, tetapi tanpa diduga bisa jatuh limbung ke tanah. Ini berarti, seseorang perlu terampil dan fleksibel dalam menghadapi dinamika kehidupan. Jangan terlalu kaku dengan jadwal, tetapi bantu anak-anak untuk membuat dan mengenali prioritasnya. Selain itu, dorong remaja melakukan aktivitas spontan dan jadilah orang tua sebagai panutan.
Anak-anak remaja mungkin mengalami kegagalan. Orang tua perlu menahan reaksinya, agar tak marah atau melampiaskan kekecewaan yang efeknya buruk bagi anak-anak mereka. Beri mereka kesempatan dan biarkan mereka mencari tahu bagaimana mengatasi kegagalan. Kemudian bantu mereka bangkit kembali serta ajarkan keterampilan hidup untuk kesuksesan remaja di masa depannya.