YOGYAKARTA – Pubertas adalah masa di mana anak-anak mengalami perubahan besar. Orang tua juga perlu beradaptasi dengan setiap perkembangan anak. Maka, ketika anak memasuki masa pubertas, ortu perlu mengimbangi transisi ini.
Anak-anak dalam masa pubertas, mengalami perubahan fisik, psikologis, dan emosional. Orang tua tak perlu takut atau khawatir, selama Anda menemukan cara terbaik, maka akan banyak membantu membersamai buah hati.
Perubahan masa pubertas meliputi fisik, seksual, sosial, dan emosional. Pada anak perempuan, biasanya dialami sekitar usia 10 hingga 13 tahun. Sedangkan pada anak laki-laki pada usia 11-14 tahun. Namun, masa pubertas tidak bisa diprediksi karena banyak faktor yang memengaruhinya. Seperti faktor genetik, gizi, sosial sehingga lamanya berjalan juga bervariasi.
Penting diketahui orang tua, anak pubertas sebagian besar mengalami tumbuhnya jerawat karena kulit berminyak, rambut berminyak, peningkatan keringan dan bau badan, percepatan pertumbuhan. Pada anak perempuan mengalami perkembangan payudara, pelebaran pinggul, pertumbuhan rambut kemaluan dan ketiak, awal menstruasi, dan bahkan mengalami keputihan. Kalau pada anak laki-laki, mengalami pertumbuhan penis dan testis, pertumbuhan rambut kemaluan, ketiak, dan wajah, awal mengalami ereksi dan ejakulasi, pertumbuhan laring yang memengaruhi warna suara.
Selain fisik, perkembangan emosional juga dialami. Mereka mengalami perubahan suasana hati, tingkat energi, kemandirian, dan perlunya dukungan orang tua. Anak-anak masa pubertas mulai mengeksplorasi hubungan, termasuk persahabatan, pengalaman baru, dan menavigasi tantangan yang tak terhindarkan. Mereka juga mulai mengeksplorasi identitas seksual melalui pacarana dan hubungan romantis. Mereka juga sensitive dengan penampilan, privasi, tanggung jawab, dan pengendalian emosi. Berikut hal yang perlu dilakukan ortu selama membersamai anak dalam masa pubertas.
1. Meyakinkan dan memastikan Anda adalah orang yang mereka percaya
Strategi terbaik selama anak masa pubertas, adalah membuat mereka yakin Anda adalah orang yang aman untuk mereka percaya. Ini bertujuan agar mereka bisa berbagi percakapan sulit tanpa takut dihakimi atau dipermalukan. Maka sebagai orang tua, Anda perlu menunjukkan welas asih dan menjelaskan bahwa perubahan yang mereka alami itu normal.
2. Menjadi pendengar tanpa menghakimi
Pubertas adalah masa ketika penerimaan tubuh jadi pegangan yang sangat penting. Melansir Better Health, Kamis, 11 Mei, anak akan membandingkan tubuhnya dengan teman-temannya, mungkin mereka merasa khawatir dengan perkembangan, perubahan bentuk, dan ukuran tubuhnya sendiri. Hal terbaik yang dapat Anda lakukan adalah mendengarkan tanpa menghakimi. Tunjukkan pada mereka bahwa Anda memahami dan menjelaskan serta menormalkan bahwa tubuh memiliki berbagai variasi bentuk dan ukuran.
3. Contohkan gaya hidup sehat
Anak-anak memiliki privasi, dan wajar apabila mereka mulai menjelajahi tubuhnya melalui masturbasi. Maka buat aturan selalu ketik sebelum memasuki kamar, baik kamar mereka atau kamar orang tua. Hormati kebutuhan privasi mereka sekaligus memperkuat hubungan dengan mereka.
Selain membuat aturan-aturan di rumah terkait privasi, orang tua juga perlu menjadi contoh dalam menjalankan gaya hidup sehat. Misalnya dengan makan makanan sehat, cukup istirahat, hindari begadang tanpa alasan, dan tetap aktif bergerak atau rutin olahraga.
4. Ajarkan tentang berperilaku positif
Anda mungkin juga merasa perlu untuk memuji anak remaja atas upaya, pencapaian, dan perilaku positif mereka. Ajarkan pada mereka cara mengelola emosi, seperti kemarahan. Selain juga beri tahu mereka bahwa Anda bersedia menjadi pendengar yang baik. Anda bisa berbagi peran dengan pasangan Anda dalam mendukung si buah hati yang memasuki masa pubertas.
5. Memberi tahu cara merawat diri
Bagi anak perempuan, awal menstruasi mereka perlu mendapatkan pendampingan. Beri tahu mereka mempersiapkan diri, mencatat siklus, dan beri informasi tentang kesehatan reproduksi. Diskusikan mengapa perempuan mengalami kram saat pramenstruasi, pendarahan, dan cara mengatasi keluhan saat siklus bulanan. Apabila anak belum mengalami menstruasi pada usia 16-17 tahun, bicaralah dengan dokter Anda.
BACA JUGA:
Untuk anak laki-laki, diskusikan tentang ukuran penis dan kesehatan reproduksi. Beri tahu bahwa laki-laki sama perlunya mengekspresikan perasaannya, seperti mengalami kerentanan, memiliki kelembutan, dan bisa mengeluarkan air mata. Pada intinya, menormalkan pengalaman adalah kuncinya.
Selain membersamai anak masa pubertas dengan langkah di atas, perlu pula pengetahuan ketubuhan yang alami. Tunjukkan apa batasannya dan bagaimana menjaga diri serta menghormati orang lain.