Film Horor Pertama Gisella Anastasia, Anak Titipan Setan Diadaptasi dari Kisah Nyata
Pemain Film Anak Titipan Setan (Puput Puji/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Film Anak Titipan Setan siap tayang perdana pada 12 Januari 2023 mendatang. Flm ini disutradarai dan diproduseri Erwin Arnada. Anak Titipan Setan dibintangi oleh Gisella Anastasia, Ingrid Widjanarko dan Annisa Hertami.

Ide cerita dari Anak Titipan Setan sendiri terinspirasi dari laporan jurnalistik yang pernah dibuat oleh Erwin Arnada sendiri pada tahun 1994, ketika dirinya masih aktif di dunia jurnalisme. “Di sana saya menemui keluarga yang melakukan ritual jaran panoleh. Ritual ini tidak populer di masyarakat, karena tumbalnya berat,” kata Erwin Arnada saat mengunjungi VOI, Selasa, 13 Desember.

Didasarkan pada pengamatan ritual jaran panoleh tersebut, dikembangkanlah cerita Anak Titipan Setan pada tahun enam tahun yang lalu. “Kalau ceritanya saya buat tahun 2016. Ini peristiwanya ada di tahun 80-90an dan kita buat di 2016. Cuma kemarin ada beberapa perkerjaan lain baru bisa sekarang (ditayangkan). Ya semoga diterima pasar lah,” ujar Erwin.

Film Anak Titipan Setan bercerita tentang Putri (Gisella Anastasia) yang harus kembali ke desanya dari Australia karena keluarganya di desa Meloyo Kidul, Surakarta sedang kena masalah besar. Eyang Susana (Ingrid Widjanarko), ibu dari Putri memaksa Putri pulang membawa anak laki-lakinya, yang diyakini bisa jadi solusi dari masalah yang dihadapi.

Masalah yang mengancam keselamatan seluruh keluarga itu berawal ketika Eyang Susana ikut ritual pesugihan dan mengikat perjanjian dengan iblis jaran penoleh. Bagaimana Putri mengungkap misteri keluarga dan menyelesaikan perjanjian dengan jaran penoleh menjadi gagasan utama film ini.

Dalam film ini akan ditampilkan konflik antara Eyang Susana dan Putri. “Anak Titipan Setan intinya bercerita tentang ritual pesugihan. Film ini akan menampilkan konflik antara Eyang Susana dan Putri yang sebenarnya didasari pada apa yang telah terjadi bertahun-tahun sebelumnya,” ungkap Edwin.

Tidak hanya menampilkan hal-hal mistis, film ini juga menampilkan sisi lain yang mempunyai pesan tersendiri. “Enggak sekedar horornya aja yang diketengahkan di sini, tapi kulturnya, budayanya, dan juga banyak edukasi bahwa kekuasaan dan kemewahan itu bukan segala-galanya,” ucap Ingrid Widjanarko.

“Saya sendiri punya concern sama hal-hal yang berbau budaya. Jadi dalam film ini juga akan ada pendekatan-pendekatan budaya yang kita pakai,” sambung Edwin.

Gisel mengaku antusias dengan penanyangan film horor perdananya ini. "Ini film horor perdana aku. Jadi aku sangat antusias nunggu penayangannya. Film horor ini bukan cuma nakutin tapi memberi kita gambaran risiko perbuatan buruk yang dilakukan," katanya.