JAKARTA - Gisella Anastasia atau lebih dikenal dengan nama Gisel bertahan di industri hiburan tanah air dalam 14 tahun terakhir. Permasalahan besar dihadapinya dengan tegar. Di awal tahun 2023, Gisel siap kembali menunjukkan akting lewat film horor Anak Titipan Setan.
Film ini menjadi comeback bagi Gisel setelah 3 tahun lamanya tidak pernah tampil dalam film atau series. Film garapan sutradara sekaligus penulis skenario Erwin Arnada ini membuatnya percaya diri kembali akting.
“Udah 3 tahun vakum dan sekarang kembali lagi, excitement-nya berasa sekali. Emang akunya juga gak pernah merasa cukup, apalagi sama hal yang aku rasa harus belajar terus. Film ini jadi kesempatan buat aku nambah ilmu akting, apalagi film ini genrenya horor, yang belum pernah aku mainin sebelumnya,” kata Gisel saat berkunjung ke kantor VOI beberapa waktu lalu.
Dalam film horor pertamanya, Gisel berperan sebagai Putri, seorang anak sekaligus ibu muda. Gisel merasa dapat berempati dengan karakter yang ia mainkan. Pasalnya, ia juga memiliki status yang sama dengan karakter Putri.
Namun begitu, Gisel tidak menampik bahwa ia juga sempat bertanya-tanya mengenai kualitas aktingnya dalam film tersebut. “Tapi kalau deg-degan udah pasti. Sempat scanning diri juga kayak ‘ini bisa gak ya aku memenuhi ekspektasi sutradara dan orang-orang yang lain’. Tapi ya itu yang buat aku gali lagi lebih banyak dan juga tanya-tanya biar bisa menghasilkan akting yang bisa diterima dengan baik,” katanya.
Gisel merasa bersyukur bisa ambil bagian dalam film Anak Titipan Setan. Selama proses syuting, ia belajar banyak hal yang belum pernah ia alami sebelumnya. Bermain di film horor, Gisel dituntut untuk memberikan porsi akting yang sesuai, mulai dari gesture, ekspresi, suara yg dikeluarin saat ketakutan.
Selain itu, proses syuting yang banyak dilakukan di luar ruangan menjadi hal menarik lain yang membuat Gisel tertantang. Terlebih, sebagian besar adegan dilakukan di malam hari.
Dari seluruh proses syuting, Gisel mengaku sangat berkesan dengan salah satu adegan yang mengharuskannya berimprovisasi. “Ada satu scene panjang yang Mas Erwin itu baru direct di tempat, gak ada di skrip. Di situ Gisel mesti ikutan berimprovisasi untuk memerankannya. Luckily, di sana banyak pemain yang sangat men-support luar biasa. Jadi aktingnya bisa lebih baik,” ungkapnya.
Meski sudah beberapa kali berakting, Gisel merasa setiap peran yang ia mainkan sebagai sebuah pengalaman yang baru. Hal tersebut berbeda dengan pengalamannya saat bernyanyi, yang notabene sudah dia tekuni sejak umur 6 tahun, ketika ia masih tinggal di Surabaya bersama orang tuanya.
Gisel pun menceritakan pengalamannya saat pertama kali muncul di industri musik tanah air, yang mana sangat berbeda ketika ia memasuki dunia akting. “Kalau nyanyi aku udah lakuin dari umur 6 tahun di Surabaya. Pas ikut ajang pencarian bakat di Jakarta emang dibentuk lagi, tapi kan udah terbiasa. Tapi kalau (akting) kan hal baru yang intensitas kerjaannya gak terlalu banyak dan sering,” tuturnya.
Saat sedang berakting, Gisel merasa harus tampil lebih total, dan butuh usaha ekstra untuk belajar lebih lagi demi menyuguhkan akting yang lebih baik.
BACA JUGA:
Bagaimanapun, Gisel tetap menikmati saat-saat ia berakting. Baginya, menjalani sesuatu yang baru merupakan bagian dari usaha menjadi seorang entertainer yang lebih baik. Gisel juga tak menampik jika dirinya berharap mendapat lebih banyak tawaran berakting setelah menjalani seluruh proses syuting “Anak Titipan Setan”.
Namun, keinginan Gisel untuk lebih banyak mendapat tawaran akting tidak berarti bahwa ia meninggalkan seluruhnya dunia tarik suara. Lama tidak bernyanyi, Gisel mengaku kangen untuk kembali berkarya.
“Karena kangen juga ternyata udah lama juga gak nyanyi. Kepotong pandemi juga, jadi kayak gak engeh kalau selama ini udah terlalu santai ngikutin arus. Ya setelah ini akan di-set goals yang baru pastinya. Mudah-mudahan dalam bernyanyi akan ada karya-karya baru lagi,” tutur Gisel.
Gempi, Prioritas Utama
Gisel juga bicara mengenai Gempita Noura Marten, anak semata wayangnya dengan mantan suami, Gading Marten. Sebagai anak dari sepasang entertainer, Gisel melihat Gempi juga memiliki darah seni yang kuat. Namun, ketertarikan sang anak untuk masuk ke industri hiburan belum terlalu nampak.
Selama ini, Gisel juga selalu mencoba untuk memfasilitasi keinginan Gempi untuk berkesenian. “Kalau dia emang pengin nyanyi atau main piano, ya aku panggilin guru,” katanya.
Namun begitu, usia Gempi yang masih 7 tahun cukup sulit untuk fokus. Gisel mengaku kerap kesulitan saat menyuruh anaknya untuk berlatih, hingga akhirnya Gempi diikutsertakan ke sebuah kompetisi.
“Kebetulan setelah mengarungi beberpaa perang karena kalau nyuruh dia latihan itu susah banget, gurunya nyaranin Gempi untuk ikut kompetisi, supaya dia mau belajar, kisahnya.
“Bener aja, ketika dia dikenalin sama kompetisi sekali, dia jadi lebih kompetitif. Pas kompetisi dia peringkat ke-6, dia senang tapi ada rasa gak puas juga. Pas lihat juara satunya, dia bilang ke aku ‘ma, tau gak, yang juara 1 itu latihan dirumah, lagunya diulang 40 kali sehari’. Semenjak saat itu dia jadi latihan sendiri tanpa diminta,” lanjutnya.
Gisel melihat dampak baik bagi Gempi ketika sang anak mulai ikut berkompetisi. Di tahun 2023 ini, Gempi juga akan kembali berkompetisi, dengan skala yang lebih besar.
“Di tahun 2023 nanti dia juga akan ikut kompetisi yang lebih luas lagi cakupannya. Jadi lagi semangat-semangatnya nih buat belajar sama gurunya,” terangnya.
Gisel membayangkan jika suatu saat nanti bisa berkolaborasi dengan Gempi. “Sebenarnya lucu banget kalau akan bisa collab. Cuma aku balikin lagi kapan Gempi maunya. Gak mau maksa, tapi kalau ngarahin iya. Jadi orang tua yang persuasif aja. Kalau memang ada materi yang enak, tepat dan cocok ya kebayang sih collab sama Gempi bakal lucu,” ujarnya.
Gisel melihat perannya sebagai seorang artis sekaligus seorang ibu merupakan anugerah tersendiri. Meski tidak menampik bahwa menjalaninya secara bersamaan bukanlah hal yang mudah, ia merasa hal tersebut merupakan tantangan yang harus dinikmati.
“Ya itu sebagai suatu tantangan, karena jadi orang tua itu kan proses belajar seumur hidup, apalagi ada pekerjaan juga. Tapi ya dinikmatin aja sih, karena untungnya aku punya support system yang luar biasa, kalau aku lagi gak bisa megang Gempi langsung. Tapi bagaimanapun kontrolnya dari aku juga,” tuturnya.
Bagi Gisel, menjadi orang tua yang baik tidak lepas dari keinginan untuk terus belajar. “Tapi yang namanya ibu ya ngerasanya kurang aja gitu waktunya. Sering sekali bentrok sama hati nurani. Kayak kadang-kadang kalau lagi sebulan sekali bisa mellow kalau perkara begituan. Tapi ya coba untuk tetap bersyukur, just try to do my best, yang kita bisa dan belajar terus dari segala prosesnya,” tandasnya.