YOGYAKARTA – Pernikahan Kaesang Pangarep, putra Presiden Jokowi dan ibu Iriana, dengan Erina Gudono digelar sebentar lagi. Persiapan sudah dimulai jauh-jauh hari, termasuk menyiapkan ornamen untuk dekorasi pernikahan. Berdasarkan bocoran dari penata dekorasi, pada acara ngunduh mantu yang digelar pada 11 Desember 2022 di Puro Mangkunegaran, Surakarta, bernuansa Mataram Islam.
Penasaran dengan ornamen dekoratif untuk gebyok pada acara pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono, cek penjelasan tentang maknanya berikut ini.
Pernikahan diawali dengan kirab dari Loji Gandrung menuju Puro Mangkunegaran
Kirab adalah prosesi beriring-iringan secara teratur dalam suatu rangkaian upacara adat, keagamaan, dan sebagainya. Umumnya, kirab dilaksanakan untuk acara penting berkaitan dengan pusaka, benda yang disucikan, hingga mengantarkan pengantin. Dalam konteks pernikahan Kaesang dan Erina, kirab mengambil titik berangkat dari Loji Gandrung menuju Puro Mangkunegaran, Solo.
Pernikahan mempelai putra presiden dan putri guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM ini, digelar di dua kota, yaitu Yogyakarta dan Solo. Oleh karena itu, dekorasi gebyok pengantin pun mengambil tema Mataram Islam.
Ornamen dekorasi pernikahan bertema Jawa Klasik Mataram Islam
Penata dekorasi pernikahan Kaesang dan Erina, ialah tim Asmoro Decoration. Hingga hari ini, pihak penata dekorasi mengatakan progress sudah siap 90 persen. Penataan yang sedang dirampungkan adalah pengerjaan ornamen gebyok.
Gebyok, dalam masyarakat Jawa, dikenal sebagai penyekat ruangan yang terbuat dari kayu. Dalam pernikahan, gebyok adalah latar belakang tempat duduknya pengantin dan pendamping pengantin. Mengutip sosial media penata dekorasi Asmoro Decoration, ornamen diberi warna dasar hitam dengan hiasan warna kuning emas.
Ornamen memadukan gaya Yogyakarta dan Solo pada era Mataram Islam. Secara ukiran, menggambarkan ornamen Solo yang lebih kompleks ke arah fauna, seperti harimau, burung, dan rusa. Sementara ornamen Yogyakarta lebih sederhana dan banyak diambil gambaran flora, seperti daun sulur.
Secara keseluruhan, lebih memadukan ornamen flora dan fauna tersebut bernuansa Jawa Klasik Mataram Islam. Menurut Ranu Asmoro, pengerjaan sejak satu setengah bulan yang lalu dan dikerjakan handmade dibantu seniman tradisi, pengrajin, serta seniman kontemporer. Nilai sejarah lekat dengan simbol ornamen pernikahan Kaesang dan Erina. Karena menurut Ranu, masa Jawa Klasik Mataram Islam pada masa itu berkontribusi dalam penyatuan Nusantara.