Bagikan:

YOGYAKARTA – Dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak hal yang tidak bisa dikontrol. Hanya saja, kita bisa mengontrol emosi untuk suasana hati tetap terjaga. Menurut sains, penelitian dari Teresa Boemo dkk., pada Agustus 2022 dari School of Psychology, Complutense University of Madrid, Spanyol, bahwa strategi pengaturan emosi dan suasana hati berkaitan erat.

Strategi pengaturan emosi dilakukan secara adaptif dan maladaptif. Perilaku adaptif, adalah perilaku yang berkembang sesuai tuntutam yang ditentukan oleh perkembangan mental, motorik, dan sosial seseorang. Sedangkan perilaku maladaptif, merupakan perilaku yang tidak masuk dalam kategori tuntutan lingkungan. Kelima strategi pengaturan emosi, di antaranya, sebagai berikut.

1. Penerimaan

Menerima fakta atau situasi yang tidak menyenangkan, tentu membutuhkan kematangan emosional. Kadang, reaksi emosional berlari melawan arah, tetapi mengendalikan emosi yang tidak nyaman dalam menghadapi situasi, merupakan salah satu strategi untuk menerima situasi dan fakta yang tidak menyenangkan.

strategi mengatur emosi

Ilustrasi strategi mengatur emosi (Unsplash/Lea Dobedout)

2. Mengalihkan perhatian

Mengganggu perhatian, mungkin bisa jadi keberangkatan strategi. Dalam konteks mengatur emosi, mengalihkan perhatian dari sumber stres dan tidak melakukan kegiatan yang menyebabkan stres, bisa jadi strategi lho. Tetapi Anda perlu mengenali betul pemicu yang menyebabkan suasana hati tidak menyenangkan.

3. Menyelesaikan masalah

Alih-alih menghindari masalah, lebih baik menyelesaikan masalah tersebut. Upaya ini perlu dilakukan secara sadar agar mengubah situasi stres atau konsekuensinya dengan menemukan solusi yang efektif.

4. Reappraisal

Membingkai ulang dan menafsirkan kembali peristiwa tak menyenangkan bisa mengubah maknanya. Yang awalnya membangun permusuhan, misalnya, dengan strategi reappraisal Anda bisa melihatnya secara netral atau positif. Contohnya, melansir Psychology Today, Minggu, 27 November, melihat sesuatu bukan sebagai masalah tetapi sebagai tantangan atau peluang.

5. Perenungan

Perenungan, menurut ulasan Arash Emamzadeh, psikolog klinis berbasis di Amerika Serikat, telah dibuktikan bisa meningkatkan kerentanan terhadap depresi. Artinya, berfokus dan berulang kali memikirkan peristiwa yang mengganggu suasana hati, perlu dipikirkan kembali sebagai strategi mengatur emosi. Tetapi, setiap orang perlu belajar dari pengalaman masa lalu.

Lebih jauh lagi, karena perenungan justru bisa memunculkan kekhawatiran. Pemikiran yang berulang-ulang, seringkali tidak terkendali dan terkait dengan emosi negatif. Meskipun kadang salah arah, pada dasarnya mengalihkan perhatian, perenungan, dan kekhawatiran adalah upaya dalam memecahkan masalah.

Berdasaran analisis data penelitian yang dilakukan Boemo dilansir Emamzadeh, strategi pengaturan emosi positif dan negatif relatif independen. Melalui strategi di atas, diprediksi dapat meningkatkan emosi positif atau setidaknya emosi negatif berkurang.