Bagikan:

JAKARTA - Meghan Markle membagikan esai mengenai keguguran yang ia alami melalui New York Times pada pekan lalu. Namun, esai itu menuai kritik warganet.

Salah satu pengguna Twitter menuliskan, “Apakah orang benar-benar mempertanyakan rasa sakit saat keguguran, atau mereka mengkritik keputusan Meghan untuk menulis 1000 kata tentang dirinya? Apa yang bisa diambil dari hal ini bagi orang-orang yang merasakan tragedi seperti ini?” Pengguna itu diketahui seorang jurnalis asal Inggris.

Komentarnya terhadap esai itu mulai dibanjiri reaksi negatif karena mereka merasa jurnalis ini mencoba menyerang Meghan Markle secara emosional.

Chrissy Teigen membela tulis Meghan Markle dengan meretweet cuitan tersebut dan menulis, “Penghargaan untuk omong kosong hari ini jatuh kepada Marco Giannangeli.”

“Namun ia sudah menghapus tulisan tersebut dan menambahkan, “Maaf saya mencoba menjadi lebih baik haha.”

Dalam esai panjangnya itu, Meghan Markle menceritakan kehilangan seorang bayi adalah pengalaman yang tidak bisa tertahankan. “Saat mengalami kesedihan karena keguguran, suami saya dan saya menemukan fakta bahwa di sebuah ruangan dengan 100 wanita, 10 dari 20 akan mengalami keguguran.”

“Meskipun mengalami hal seperti ini, percakapan selalu tabu, diiringi rasa malu dan menjalani masa berkabung sendirian.”

Kata Meghan Markle, seseorang memulai dengan “Apakah kamu baik-baik saja?” dapat membawa seseorang untuk membagikan rasa sakit mereka dan menjadi terbuka dengan keadaannya.